Kota Lama Semarang yang kawentar sebagai The Little Netherland tak pernah kehilangan pesona. Berkali mengunjunginya tiada rasa bosan. Aneka sudut pandang saat menikmatinya. Mari menelisik jejak tata kota, tertegun kita dibuatnya.
Tata Kota di Kota Lama Semarang
Kawasan kota lama Semarang merupakan salah satu ikon kota dan tujuan pelesiran tempo doeloe (wisata tempo lampau). Memiliki tata kota yang khas dengan cita rasa era kolonial tercermin dari arsitektura bangunan maupun elemen tata kotanya.
Biasanya pengunjung fokus pada keberadaan Gereja GPIB Immanuel di jalan Letjend Suprapto No 32 Kota Lama Semarang. Kekhasan ada pada wujud kubahnya yang mblendhuk (Jawa), membuatnya kawentar dengan sebutan gereja Blendhuk.
Gereja kuna yang dibangun pada 1753 ini hingga kini dipergunakan untuk kegiatan ibadah. Beberapa kali berkesempatan mengagumi interior di dalamnya selalu membuat berdecak kagum. Inilah pusat aktivitas keagamaan pada zamannya.
Mari beralih pada gedung di seberangnya. Kantor Jiwasraya yang eks Kantor Balai Kota Semarang tempo dulu. Arsitektura megah dengan ornamen rumpil. Inilah pusat pemerintahan praja pada masanya.
Saat ini pengunjung hanya dapat mengaguminya dari luar gedung. Seraya membayangkan bagaimana roda pemerintahan saat itu dijalankan dari dalamnya. Tentunya dengan menggunakan sudut pandang pada zamannya.