Pusat pemerintahan (kantor Balai Kota) dan pusat religi (gereja) bersanding dengan pusat aktivitas sosial. Diwakili oleh parade plain di samping kiri gereja. Pada zamannya sebagai panggung parade pasukan jaga kantor balai kota.
Kini dinamai dengan Taman Srigunting. Berupa taman terbuka dengan penataan semi formal dipengaruhi gaya taman Eropa dan merupakan trendmark Kota Lama. Beberapa kali mengalami renovasi menjadi taman terbuka hijau, paru-paru mini kota Semarang.
Kawasan kota lama yang terintegrasi antara pusat pemerintahan praja, ibadah keagamaan, aktivitas sosial yang ditopang oleh jentera perekonomian. Aktivitas ekonomi meliputi perdagangan, industri dengan dukungan transportasi handal.
Keberadaan Pabrik Rokok Praoe Lajar Semarang di Jl Merak No 15 salah satu buktinya. Perkantoran Oei Tiong Ham sang raja gula Semarang juga memperkuat derap ekonomi. Gedung MARBA yang eksotis jejak Marta -- Badjunet tetap berdiri megah.
Keberadaan multi ras asal penghuninya mewarnai arsitektura bangunan. Tentunya juga infrastruktur pendukungnya. Nuansa perdagangan internasional diterakan.
Roda ekonomi ini ditopang oleh transportasi. Mobilitas hasil bumi pun industri membutuhkan dukungan kereta api dan kapal dagang. Sejarah stasiun Tawang dan Pelabuhan Tanjung Mas yang berada sejangkauan dari Kawasan kota lama.
Topografi Kawasan kota lama Semarang dataran tepian pantai. Potensi genangan limpahan air sungai dan rob dari laut mengintai. Tata kota Kawasan kota lama diperlengkapi dengan drainase memadai pada zamannya. Kanal air, kali Berok di sisi barat dan polder Tawang di sisi utara.