Berempati dengan rasa ingin incip kipo, beliau menawarkan mencoba kipo dari pembuat terdekat. Masuk jalan di samping kiri toko. Nah ini dia Kipo bu Muji. Urung dari Bu Djito jumpa Bu Muji. Ini tampilannya.
Penganan mungil dari tepung ketan dengan isian enten-enten paduan kelapa gula. Dipanggang menghasilkan aroma khas. Setiap unit berisi 5 buah Kipo berukuran mungil.
Simbok pecinta cagar merunut si Kipo. Kipo ini ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda pada tahun 2019 dengan Nomor Registrasi 201900954. Pengusul Provinsi DI Yogyakarta. Kini sering jadi suguhan aneka acara.
Susur Lorong Gang Soka
Tujuan berikutnya usai menjinjing Kipo adalah Masjid Gedhe Mataram. Gambaran awal dari Kipo Bu Djito mari susuri Jl Mondorokan ke arah Pasar Legi, belok kanan terlihat tanda arah lokasi. Tidak terlalu jauh.
Antara kaki dan otak tidak selalu sinkron. Kaki melangkah menyeberang gang Soka tepat di seberang Kipo. Terpikat dengan Gg Soka yang rapi bersih dengan ukuran lumayan lebar. Hanya berpapasan dengan motor karena mobil dilarang masuk.
Rumah Pesik Art & Heritage
Baru sekian langkah menyusuri Gg Soka terlihat bangunan berwarna hijau dengan arsitektur cantik. Merupakan arsitektur akulturasi Jawa, Asia, dan Eropa. Belok sejenak terasa citarasa seni dan budaya yang luar biasa. Lah simbok hanya dari kulit keindahan mata saja.
Melihat penanda Rumah Pesik Art & Heritage dan penanda Lech Walesa, Presiden Polandia pernah singgah. Ampiran tanpa kesengajaan, barulah teringat salah satu rumah kalang yang dijadikan jujugan wisata Kotagede.
Menunduk terlihat penataan jalan unik estetik. Bila banyak gang menempatkan gundukan polisi tidur untuk pengingat pengendara motor, Gg Soka punya cara lain. Bukan gundukan namun tatanan batu hias putih melintang di jalan. Tetap datar dengan efek penghambat laju motor.