Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kafe Jamu di Pasar Jamu Nguter

22 Juli 2024   00:13 Diperbarui: 24 Juli 2024   06:53 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa bahan jamu (dokpri)

Jamu merupakan ramuan tradisional berbagai wilayah di Indonesia yang dibuat dari bahan alami (tumbuhan dan bahan lain) secara turun-temurun berdasarkan pengalaman empiris. Mengalami perkembangan dari sangat sederhana hingga kompleks.

Secara budaya, masyarakat meyakini hubungan harmoni antara Sang Pencipta dan ciptaan. Setiap ciptaan memiliki fungsi khas dalam pemeliharaan keutuhan ciptaan. Terganggunya kesehatan diatasi dengan pemanfaatan sumber daya alam sekitar.

Secara etimologi, jamu berasal dari bahasa Jawa kuna jampi atau usada. Bermakna upaya penyembuhan dengan menggunakan ramuan, lantunan doa pun ajian. Kearifan lokal yang temurun. Bukti pemanfaatan ramuan alam untuk penyembuhan terekam pada aneka bukti sejarah.

Semisal penggunaan bagian tumbuhan dengan perlakuan tertentu untuk sarana kesembuhan. Ilmu titen yang berasal dari amatan yang teliti dan berkesinambungan. Amatan diabadikan dan diwariskan dalam wujud catatan mulai dari tulisan di daun lontar, hingga relief candi.

Jamu bukan hanya warisan budaya takbenda tingkat nasional. Menempati Domain Kemahiran dan Kerajinan Tradisional. Namun jamu kini diakui sebagai warisan budaya takbenda tingkat dunia melalui UNESCO. Jamu wellness culture (ich.unesco.org).

Melalui sesi persidangan Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage (ICH) jamu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda tingkat UNESCO. Menjadi perolehan ke 13 bagi Indonesia untuk warisan budaya UNESCO. [Kompas.com]

Jamu antara kesehatan dan wisata

Pengakuan jamu sebagai mitra merawat kesehatan didasarkan pada pengalaman empirik selama minimal 3 generasi. Bermula dari warisan budaya jamu kini berkembang dengan penelitian dan uji yang lebih lengkap. Semua demi kemaslahatan kesehatan masyarakat.

Kementerian Kesehatan menata regulasi dan penjaminan mutu yang bertahap. Jamu dengan bukti uji praklinik menjadi obat herbal terstandar (OHT). Bila lanjut lolos dengan uji klinis menjadi fitofarmaka.

Antara jamu, obat herbal terstandar dan Fitofarmaka (kolase dari klikfarmasi dan yankeskemkes)
Antara jamu, obat herbal terstandar dan Fitofarmaka (kolase dari klikfarmasi dan yankeskemkes)

Kesadaran akan kesehatan menjadi gerbong penarik yang bergandengan dengan wisata. Muncul wisata kesehatan (wellness tourism). Suatu kegiatan  wisata yang bertujuan memperoleh pengobatan, atau meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Mencakup pilihan wisata medis dan wisata kebugaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun