Pagi tadi, simbok kebun menjadi bagian warga berduyun mendatangi tempat pemungutan suara (TPS). Berbekal surat model C pemberitahuan KPU. Menikmati pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) lima tahun sekali.
Tegur sapa antara petugas Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara (KPPS) dan pemilih. Aha terlihat semua petugas KPPS yang trengginas. Sapaan antar pemilih lintas generasi. Beberapa adiyuswa, banyak keluarga muda pun teruna.
Menggunakan batasan usia dari berbagai instansi, adiyuswa atau lansia berusia 60 tahun ke atas. Penyebutan adiyuswa meminjam istilah bahasa Jawa. Adi adalah berharga dan yuswa berarti usia. Ya adiyuswa adalah usia berharga.
Berbasis tahun 2024, adiyuswa merujuk pada tahun kelahiran sebelum 1964. Batas akhir dari generasi baby boomer sebelum generasi X. Kami generasi senior para adiyuswa juga memiliki tanggung jawab yang sama dalam pemilihan umum.
Menarik data daftar pemilih tetap berdasarkan generasi dan umur. Warga lansia, senior, adiyuswa terdiri dari generasi baby boomer sebanyak 13.73%. Generasi pre boomer kelahiran sebelum 1945 sebanyak 1.74%. Sebesar 15% lebih sedikit dari total pemilih 204.807.222 jiwa (kominfo.go.id).
Elaborasi data lebih dalam tentunya menghasilkan implikasi peran adiyuswa yang mendalam. Coretan ini tidak sampai ke ranah mendalam. Lah simbok hanya secara wadag menjalankan panggilan pribadi dalam berbangsa.
Semangat para adiyuswa untuk menggunakan hak suara. Pada Pemilu sebelumnya sebagian dari para adiyuswa ini masih aktif sebagai ketua atau anggota KPPS. Proses regenerasi alami dalam tugas bernegara.
Keluarga yang datang bersamaan berbagi giliran waktu masuk bilik suara. Ada saat para adiyuswa momong cucu kala ayah bundanya mencoblos. Secara sistematis terjadi pendidikan politik demokrasi kepada para kanak-kanak.
Kanak-kanan melihat langsung proses Pemilu. Formasi KPPS dan alur pemberian hak suara. Mengenal itu kartu suara, bilik suara hingga kotak suara. Kenangan penglihatan sebagian akan melekat membekali proses tumbuh kembangnya.
Apresiasi untuk semangat para adiyuswa. Bila adiyuswa awal sangat kuat secara fisik. Menggunakan hak suara sambil momong cucu. Sebagian adiyuswa sepuh hadir dengan didampingi oleh para cucu. Antar generasi saling berganti dan berbagi peran.
Tatanan penyelenggaraan pemilihan umum juga memfasilitasi adiyuswa. Semisal prioritas urutan bagi adiyuswa sepuh, pendampingan di bilik suara dengan persetujuan ketua KPPS.
Secara sangat sadar adiyuswa menggunakan hak pilih, hak suara. Usia bertambah dan kekuatan pribadi boleh berkurang. Namun keberlanjutan kenegaraan tetap tanggung jawab bersama. Salah satunya melalui ajang Pemilu ini.
Tugas kenegaraan dan kemasyarakatan non formal tidak dibatasi usia. Hanya pergeseran peran. Adiyuswa mempersiapkan, membersamai dan menyediakan ruang gerak bagi generasi penerus. Saatnya Tut Wuri Handayani.
Pemberian hak suara sudah usai. Tugas belum selesai. Saat ini penghitungan masih berlangsung. Adiyuswa juga menjadi bagian warga masyarakat secara bersama mengawal proses hingga tuntas. Memohonkan berkat bagi kedamaian negara.
Laiknya generasi muda, adiyuswa juga mengikuti ungkapan tinta di jari cinta di hati. Hari Pemilu yang bersamaan dengan hari kasih sayang 14 Februari. Lestari negeri kita. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H