Tetuwuhan ngumbar sekar sarta asung woh-wohan. Tumbuhan mengumbar bunga serta mempersembahkan buah. Peringkas hidup yang berbuah.
Sahabat pembaca Kompasiana, selamat menyambut hari baru di minggu karya baru. Semburat pagi berembun mari sejenak menikmati yang ada di sekitar kita. Wujud apapun seukuran berapapun.
Pot di depan rumah menyuguhkan telang yang merambat. Terlihat kuntum bunga kebiruan menyeruak diantara kehijauan daun. Beberapa polong menjuntai dalam dompolan. Buah polong Sebagian menghijau bercampur buah masak kecoklatan.
Kembang telang mendarmabaktikan diri. Tumbuh berkembang berbunga dan berbuah. Lanjut berbiji menyediakan regenarasi tumbuhan berikutnya.
Meluas ke pekarangan sempit. Setiap tumbuhan berproses seturut dengan jati dirinya. Ada yang merumpun mempersembahkan daun siap petik. Beberapa meruahkan bunga penyedia nektar bagi kupu dan lebah lebah yang singgah.
Ada pula yang lama berproses menghasilkan bunga cantik harum. Rasanya belum puas menikmatinya, hanya semalam bunga mewangi. Tunai sudah darma bakti dirinya.
Aha setiap rumpun menjadi sumber pembelajaran. Hidup yang berbuah. Keberadaan yang meneruskan energi dari Sang Sumber Energi.
Memberikan diri, berdampak terhadap lingkungannya. Tidak mengikuti rumus besaran ataupun rentang waktu. Hakekat sederhananya adalah bermanfaat.
Begitupun analogi saat berKompasiana. Setiap warga adalah Kompasianer yang berbuah. Penganggit artikel menyajikan yang aktual, bermanfaat, inspiratif, menarik, menghibur ataupun unik. Menguarkan energi laiknya bunga dan buah bagi pembacanya.
Pembaca menghadirkan energi bagi penulis. Setiap artikel akan menemui pembaca dengan caranya yang unik. Perjumpaan artikel dan pembaca yang saling mengalirkan energi.