Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Si Emas Hijau, Merajakan Alpukat Lokal di Negeri Sendiri

11 Februari 2024   13:58 Diperbarui: 17 Juli 2024   11:24 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alpukat Alligator adaptasi lokal (dokumen pribadi)

Sahabat Kompasiana penyuka buah Alpukat? Nah sekarang saatnya sediaan melimpah. Yook kita mengulik Alpukat Indonesia. Merajakan menjadikan Alpukat lokal raja di negeri sendiri.

Si Emas Hijau dan Alpukat Indonesia di kancah global

Buah Alpukat memang bukan buah asli Indonesia. Ditengarai berasal dari lembah Tehuacan di Negara Bagian Puebla, Meksiko, Amerika Selatan. Kini telah beradaptasi luas di Indonesia.

Bagaimana posisi Indonesia produsen Alpukat di tingkat global? Mengacu aneka sumber terdapat variasi ranking dari 4-6 produsen Alpukat tingkat dunia. Peringkat pertama adalah negara Meksiko.

Mari simak ilustrasi sajian grafis berikut. Produksi Alpukat Indonesia mencapai lebih dari 600 ribu ton per tahun. Menjadikan Indonesia diperhitungkan oleh Kolombia, Peru dan Republik Dominika. Untuk Kawasan Asia Tenggara, Vietnam siap mengintip dan membersamai Indonesia.

Indonesia produsen alpukat peringkat 5 dunia (kolase grafis dua sumber)
Indonesia produsen alpukat peringkat 5 dunia (kolase grafis dua sumber)

Secara agroekologi wilayah Indonesia memiliki daya dukung tinggi terhadap budidaya Alpukat. Secara sosial budaya tanaman Alpukat juga menjadi bagian kehidupan masyarakat. Menjadi andalan penghasilan selain dari sawah pun ladang.

Si emas hijau demikian sebutannya. Tabungan berharga dari kebun masyarakat. Tentunya diperlukan kerja keras dan kerjasama agar Alpukat si emas hijau menjadi bagian lokomotif ekonomi perbuahan.

Tumbuhan Alpukat bukan lagi sekedar tukulan biji yang tidak sengaja ditanam di pekarangan, ladang pun kebun. Semakin banyak yang dengan sadar terencana mengebunkannya. Siap dengan acuan studi kelayakan. Investasi untuk menjembut si emas hijau.

Nikmat dan manfaat Alpukat

Bagi penggemar sajian jus, jus Alpukat masuk dalam jajaran daftar harga yang lumayan tinggi. Peminat lumayan tinggi ketersediaan tidak selalu lumintu. Meski kini tersedia teknologi frozen alias Alpukat beku.

Rasa manis gurih, warna kuning mentege menggiurkan. Tekstur luget rasa legit. Meninggalkan jejak rasa yang khas di inera pencecap. Menjadikan buah Alpukat salah satu buah primadona.

Bagaimana dengan nilai gizinya? Komposisi lengkap mulai karbohidrat, protein, lemak, sejumlah vitamin, serat pun mineral. Setiap 100g daging buah dapat dimakan mengandung energi 85 kkal, lumayan mengenyangkan (nilaigizi.com).

Melalui artikel sebelumnya, simbok kebun menerakan Alpukat sebagai sahabat sehat. Alpukat sebagai salah satu sumber anti-hiperlipidemia. Agen yang mampu menurunkan jumlah kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL).

Meningkatkan kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL). Asupan alpukat yang memadai ditengarai mampu menjaga kadar kolesterol total. Respon setiap individu terhadap buah Alpukat bervariasi.

Beberapas umber menuliskan peran Alpukan dalam menjaga stamina dan anti kanker. Alpukat salah satu jenis buah yang memiliki kandungan antioksidan. Kelompok zeaxanthin dan lutein. Antioksidan ini yang dilekatkan dengan fungsi kesehatan.

Alpukat dan buah lokal dari kebun Indonesia sebagai garda penjaga kesehatan bangsa. Kebiasaan dan kecukupan konsumsi buah membantu mempertahankan kekebalan tubuh manusia. Buah lokal bagian dari pencapaian kecupukan asupan buah menurut acuan FAO.

Merajakan Alpukat lokal di negeri sendiri

Indonesia memiliki aneka jenis buah Alpukat lokal. Tidak kalah dengan Alpukat impor. Bahkan semestinya posisi kita sebagai produsen peringkat lima dunia, menjadi pengekspor.

Saat mampir di salah satu Istana Buah di Kota Semarang, simbok kebun sangat bangga. Buah Alpukat lokal berjajar dengan buah asal aneka negara. Tentunya setiap produk yang dijajakan melalui tahapan seleksi mutu yang ketat.

Merajakan buah lokal di rumah sendiri (dokumen pribadi)
Merajakan buah lokal di rumah sendiri (dokumen pribadi)

Pembaca Kompasiana, kalau diminta menyebutkan jenis buah Alpukat, apa yang terlintas? Ooh itu ada Alpukat hijau bulat, hijau panjang, kulit keunguan, buah sekuning mentega, ada yang berukuran jumbo.

Tidak mengapa, itu pemerian sifat dari kenampakan morfologi. Ada lagi yang menyebut Alpukat Bandungan, Malang, seturut kebun asal. Biasanya toko menerakan penamaan paduan varietas dan bahasa penjualan.

Alpukat Miki. Ukuran buah relatif kecil sekitar 300-400g. Warna kulit buah hijau mengkilap. Pas buat penikmat buah dalam keluarga kecil. Foto simbok ambil seizin petugas dan meniadakan tampilan harga.

Alpukat Miki (dokumen pribadi)
Alpukat Miki (dokumen pribadi)

Alpukat Mentega. Aha ini deskripsi yang paling umum. Pembeli dan penjual menggunakan label yang sama. Ekspektasinya buah tebal berwarna kuning mentega. Rasa pulen luget paduan manis gurih.

Alpukat Mentega (dokumen pribadi)
Alpukat Mentega (dokumen pribadi)

Ukuran jumbo mencapai 700g, variasi buah membulat dan panjang. Beberapa menyukai yang bulat. Ada yang suka panjang dengan alasan biji kecil, daging buah tebal.

Alpukat Kendil. Bentuknya menyerupai kendil, menggelembung di bawah. Ukuran besar lebih dari 1kg. Menarik saat dipajang berdekatan dengan jeruk pamelo. Pembeli tergoda menjajarkan Alpukat kendil dengan jeruk pamelo.

Alpukat Kendil (dokumen pribadi)
Alpukat Kendil (dokumen pribadi)

Alpukat Wina. Jenis Alpukat kebanggaan daerah Kabupaten Semarang. Ukuran buah cukup besar 700g. Membulat, kulit hijau berkilau. Daging buahnya tebal, berwarna kuning keemasan. Rasa mantap gurih manis pulen. Ini foto saat agroexpo di Soropadan.

Alpukat Wina (dokumen pribadi)
Alpukat Wina (dokumen pribadi)

Alpukat Bandungan. Membeli buah Alpukat di pasar Bandungan. Terpikat dengan ukuran buah sekitar 900g harga Januari 2024 30K perkg. Menunggu 2 hari buah siap disantap. Ini penampangnya, sengaja simbok ukur dengan ketebalan hampir 3 cm. Bentuknya mirip dengan Alpukat Pluwang yang juga banyak dibudidayakan.

Alpukat Bandungan (dokumen pribadi)
Alpukat Bandungan (dokumen pribadi)

Alpukat Alligator. Berjumpa di stan Agroexpo Soropadan, tampil menggoda dengan berat sekitar 1kg. Minta tolong penjaga dipilihkan yang kocak, biji berbunyi saat digoyang, penanda tua. Hampir semua stan Kabupaten menyajikannya.

Alpukat Alligator adaptasi lokal (dokumen pribadi)
Alpukat Alligator adaptasi lokal (dokumen pribadi)

Mencoba 1 buah di stan A, 3 buah di stan B lanjut stan lain, alamak serasa kulakan Alpukat Alligator. Penanda pekebun Alpukat sedang giat. Stan penyedia bibit buah dikerumuni pembeli. Berharap panenan si emas hijau dari kebun.

Wasana kata

Bersyukur atas Indonesia produsen Alpukat peringkat atas di kancah dunia. Bangga atas variasi Alpukat lokal dengan produksi dan kualitas yang disukai konsumen. Mari merajakan, menjadikan raja buah Alpukat lokal di negeri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun