Sore itu toko lumayan ramai. Penanda berukuran besar jenang/dodol Nyonya Pang. Berjualan sejak 1912 dengan tengara foto antar generasi. Dagangan bukan hanya makanan buatan sendiri. Menerima titipan, kemitraan yang dirintis sejak awal.
Aneka jajanan yang terpajang di etalase mengundang selera pembeli. Pewakil produk berbahan baku ketan adalah tapai ketan berwarna hijau. Tapai ketan melekat dengan identitas Muntilan kota tapai. [Selintas usil eh tapai atau tape ya, melongok KBBI yang tercatat adalah tapai.]
Pun penganan wajik ketan. Tampil memikat dengan warna hijau pandan, pink dan merah gula kelapa. Wajik sangat lekat dengan budaya Jawa. Simbol manis gurih dan lekatnya persaudaraan. Hadir dalam aneka acara tradisi.
Melirik si cantik putri mandi. Lah rasa dasarnya adalah kue mendut. Bola-bola tepung ketan berisikan paduan kelapa muda parut dan gula. Rasa manis rupa cantik aneka warna. Sedang berendam dalam areh santan putih jadilah putri mandi.
Tergoda penganan lain? Mari cicip kue moho. Penganan jadul dengan pengembang tapai, ada kemiripan dengan bolu kukus yang mekar cantik. Simbok penyuga cagar merunutnya.
Kue Moho tercatat dalam pengusulan warisan budaya takbenda tingkat nasional. Diusulkan pada tahun 2020 dengan Nomor Registrasi 2020010026. Pengusul Provinsi Jawa Tengah.
Kue ini mirip dengan bakpao. Sebutannya Miku. Menurut pramuniaga pengembangnya bukan ragi langsung, namun tapai. Sinergi antara ragi-tapai-dan kue miku pun moho.
Tentunya tidak ketinggalan parade kue dodol khas sajian imlek. Kue nan legit berbahan dasar tepung ketan dan gula. Masih ingat zaman dulu berbungkus daun keranjang. Kini beradaptasi dalam warna pun kemasan.