Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Andaliman Rempah Khas Batak Antara Indera Pengecap dan Obat Tradisional Mujarab

13 Januari 2024   20:48 Diperbarui: 14 Januari 2024   01:10 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mie Gomak memiliki citarasa yang pedas. Mi khas Batak ini dibumbui dengan andaliman(Kompas.com / Gabriella Wijaya)

Sahabat pembaca Kompasiana tentunya kenal dengan nama buah Andaliman. Rempah khas kuliner Batak. Tidak hanya memanjakan lidah, ternyata menyimpan kearifan lokal hingga perhatian dunia medis modern. Mari kita menguliknya.

Akhir tahun 2023, simbok dibawakan mbak tengah oleh-oleh dari Pematang Siantar. Setoples buah bulat berukuran mungil dengan aroma khas. Aha Andaliman. Mengait kenangan saat di tepian Toba diberi buah Andaliman oleh Inang empunya rumah makan. Saat itu cukup difoto saja.

Sangat mengenali simboknya tidak dapat memasak model kompleks. Mbak Tengah tahu simboknya bakalan menyigi buah Andaliman kawentar ini. Sungguh terpesona dengan aneka 'keajaiban' dalam sejumput Andaliman.

Andaliman (Dokumentasi pribadi)
Andaliman (Dokumentasi pribadi)

Banyak artikel yang diterbitkan pada jurnal ilmiah. Mengulik Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) dalam budaya lokal suku Batak. Tidak hanya aspek kelezatan masakan. Juga pengobatan tradisional menggunakan buah Andaliman. Kajian Etnobotani Andaliman.

Kearifan lokal yang berakar dari pengetahuan lokal masyarakat. Juga cara masyarakat berinteraksi dengan alam lingkungan, hutan sebagai penyedia buah Andaliman. Ditopang dengan pendekatan sains teknologi. Semisal kajian laboratorium aspek fitokimia dan bioaktivitasnya.

Andaliman rempah khas Batak dan indera pengecap

Siapa tidak mengenal kuliner lezat khas masyarakat Toba? Beberapa diadaptasi hingga digemari dan dijajakan di luar daerah aslinya. Arsik ikan hingga mie gomak akrab dengan indera pengecap penggemar kuliner Nusantara.

Mie Gomak memiliki citarasa yang pedas. Mi khas Batak ini dibumbui dengan andaliman(Kompas.com / Gabriella Wijaya)
Mie Gomak memiliki citarasa yang pedas. Mi khas Batak ini dibumbui dengan andaliman(Kompas.com / Gabriella Wijaya)

Salah satu rempah yang digunakan adalah buah Andaliman. Menghasilkan rasa pedas yang khas. Ada getir yang tinggal di lidah. Perpaduan getir dan pedas yang membuatnya dijuluki merica Batak.

Rasa Andaliman getir dan pedas serta aroma segar mirip jeruk. Ditengarai berasal dari zat volatil mudah menguap yang dikandungnya. Sejenis minyak atsiri laiknya kandungan rempah Nusantara. Memanjakan indera pengecap dengan rasa khas yang membuat nagih mencicip ulang.

Andaliman memiliki banyak sebutan di daerah asalnya kawasan Kaldera Toba. Keragaman sebutan penanda dekatnya tumbuhan ini dengan masyarakat penggunanya. Interaksi antara tumbuhan dengan budaya lokal.

Masyarakat menggunakan buah Andaliman sebagai pengurang rasa amis masakan sekaligus pengawet makanan. Leluhur mengetahui dan meneruskan pengetahuan lokal tersebut kepada generasi berikutnya. Pengetahuan lokal yang teruji menjadi kearifan lokal.

Andaliman, masyarakat dan lingkungan

Mbak Tengah berkisah belum pernah melihat tanamannya. Menurut masyarakat sekitarnya tidak lazim dibudidayakan secara intensif. Adanya di hutan, pengguna memperolehnya dari pedagang di pasar.

Menarik hasil runutan aneka bacaan. Di antaranya dari Jurnal Pro-Life. Petani Andaliman memperolehnya dari hutan. Menyikapi hutan sebagai sumber daya alam yang memberikan kehidupan. Menumbuhkan kesadaran memelihara dan melestarikannya.

Kearifan lokal ini menjadi dasar integrasi budidaya Andaliman dalam skema wanatani (agroforestry). Masyarakat sebagai penjaga pengelola lingkungan. Memadukan aspek kemanfaatan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Andaliman, obat tradisional dan potensi fitofarmaka

Obat tradisional bermula dari pengetahuan masyarakat menggunakan tumbuhan di lingkungan sekitar. Ilmu mengamati dan memperhatikan menghasilkan identifikasi awal jenis tumbuhan lokal obat. Penyempurnaan pengetahuan lokal dan pengujian secara temurun.

Bagian tumbuhan Andaliman yang digunakan sebagai obat bervariasi dari buah, kulit batang hingga akar. Mencakup penyembuhan luka, asma, paskamelahirkan. Beberapa sebagai ramuan Kesehatan dan dipercaya memperpanjang usia.

Kajian lanjut melalui metode metasintesis aneka artikel tercakup aneka bioaktivitas Andaliman. Diantaranya sebagai antibakteri, antimikroba, antifungi, antiinflamasi, antioksidan, antikanker, cardioprotective, hepatoprotective. [sciencedirect.com]

Bagian yang dikaji meliputi daun, buah, ranting hingga batang. Hasil kajian dengan metode identifikasi canggih ini menjadi temuan yang sangat berharga. Zat aktif yang teridentifikasi potensial menjadi bagian fitofarmaka.

Tentunya melewati sejumlah proses yang tidak sederhana dan dapat dipertanggungjawabkan. Perjalanan dari tumbuhan lokal dari masing-masing daerah persebaran Andaliman, semisal di kawasan Kaldera Toba. Menjadi kajian kemaslahatan masyarakat global.

Wasana kata

Setoples oleh-oleh Andaliman memantik rasa penasaran. Betapa masyarakat lokal mengolah pengetahuan menjadi kearifan. Menjadi modal pengembangan ilmu dan teknologi untuk peradaban masa kini dan masa depan. 

Andaliman tidak hanya berkisah rempah khas Batak pemanja indera pengecap. Menyimpan kearifan lokal masyarakat menata harmoni dengan alam lingkungan. Sekaligus obat tradisional mujarab yang potensial untuk fitofarmaka. Diateitupa.

Sumber bacaan:

Satu, dua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun