Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Jejak Kata di Kompasiana

31 Desember 2023   12:41 Diperbarui: 31 Desember 2023   12:51 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap langkah sesingkat apapun meninggalkan jejak. Begitupun perjalanan menaja kata di Kompasiana. Meski simbok sangat lamban dan jarang menyemai kata, bersyukur Kompasiana menyajikannya di kilas balik 2023.

Meniru laku tukang kebun, simbok ikut menyemai kata di Kompasiana. Rajin kah? Pastinya enggak. Amat lamban dan tetap terekam jejak kata. Cara menikmati Gerakan kilas balik menengok ke belakang dengan asik.

Nah kan terpindai dengan pasti oleh mesin. Ada 67 artikel rumpun kata selama kurun 2023. Alamak rerata sepekan sekali menaja artikel. Sepekan alias 5 hari. Hehe pas ya dengan hari pasaran pasar berkala. Semisal pasar Pon di dukuh yang hanya buka setiap hari pasaran Pon.

Jejak kata di Kompasiana (foto:tangyar Kompasiana)
Jejak kata di Kompasiana (foto:tangyar Kompasiana)

Tidak mengapa sepekan sekali menyajikan artikel. Bagian dari silaturahmi antar warga K. Tetap dapat menikmati sajian artikel para sahabat setiap hari. Apresiasi kepada teman-teman yang konsisten dan persisten menjejakkan kata di K.

Tidak memiliki minat yang amat khusus. Menulis tema gado-gado sajian ringan. Tanpa pakem penulisan yang standar. Paling mudah dengan cara mendongeng ala simbok, story telling besutan Limbuk. Serasa penjenamaan diri dalam bertutur.

Aha sajian yang paling disukai adalah Wisata Keliling Candi Prambanan Situs Warisan Budaya Dunia. Sedangkan yang paling ngehits skala simbok kebun apay a? Cakalang Fufu Warisan Budaya Tak Benda dari Sulawesi Utara. Ooh ada benang pengikat warisan budaya.

Beberapa sahabat berujar tulisan sebagai legacy warisan buah pikir. Gagasan pun karya diwariskan kepada generasi berikutnya melalui dokumen. Baik tulisan, guratan pesan ataupun aneka model penyampaian pesan. Seturut dengan perkembangan zaman dan teknologi.

Sekilas menyemai kata di Kompasiana:

Pertama, berlatih menata aksara. Yup bermula dari tekan tuts aksara di papan tombol. Ada 26 aksara huruf dengan sejumlah karakter angka pun tanda baca. Betapa kombinasi antar aksara menghasilkan variasi makna.

Pemantik betapa banyak pilihan kombinasi antar aksara untuk menyampaikan pesan. Pesan sederhana hingga ruwet dapat disampaikan dalam rangkaian huruf. Konteks langsung menohok hingga kiasan tersamar teracik dari tatanan aksara.

Menata aksara menstimulir tatanan pola pikir. Kesemrawutan cara pikir tergambar melalui tatanan aksara dan kata ala simbok. Para sahabat dapat menikmati keteraturan dan sistematisnya pola pikir para penulis di K melalui sajian artikelnya.

Kedua, menata aksara sebelum lupa. Nah ini bagian menikmati setiap rangkaian waktu. Mengikuti periodisasi masa bertumbuh, berkembang hingga maksimal, saatnya undur mengenapkan makna. Ada saatnya ingatan pelan memudar. Nah dengan menata aksara, menerakan pemikiran.

Kala melakukan kilas balik, menengok catatan di K beberapa warsa ke belakang. Setiap penulis akan melihat cerminan jejak kata. Beberapa mengatakan aha cara penulisanku makin lancar, pesan mudah terpahami. Beberapa mungkin bergumam daya analisis dalam artikel tayangan nggak setajam dulu.

Ketiga, jejak kata merawat berkat. Setiap hari baru pun kejadian baru adalah berkat. Berupa aneka rupa. Kesehatan, kesempatan pekerjaan atau apapun yang diperjumpakan kepada kita. Semua bukan kebetulan namun ada dalam bingkai rencana indah dan besar.

Lah menerakan dalam jejak kata bagian dari merawat berkat. Semisal nih saat simbok blusukan terpana dengan sesuatu. Ya sudah dengan menuliskannya melalui cara pandang saat itu menjadi sesuatu yang berkesan minimal menurut diri pribadi.

Andai diperjumpakan ulang dengan suatu hal pada waktu yang berbeda, cara pandang dapat bergeser. Semakin melengkapi dan memperkaya pemahaman. Nah kan berkat makin berakar dan berbuah lebat dengan menuliskannya.

Keempat, aha saya tuliskan di tahun 2024 ya. Intinya jejak aksara tidak bersifat statis. Makin dalam, makin lebar kadang memudar untuk membuat citra gambar baru atas sesuatu yang dituliskan. Mari sahabat tetap semangat menjejakkan aksara dan kata.

Terima kasih admin Kompasiana dan para sahabat kompasianer. Interaksi bermakna antara penulis dan pembaca melalui blog kroyokan ini. Selamat menikmati kilas balik syukur anugerah di 2023 dan melaju menyambut Tahun Baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun