Setiap langkah sesingkat apapun meninggalkan jejak. Begitupun perjalanan menaja kata di Kompasiana. Meski simbok sangat lamban dan jarang menyemai kata, bersyukur Kompasiana menyajikannya di kilas balik 2023.
Meniru laku tukang kebun, simbok ikut menyemai kata di Kompasiana. Rajin kah? Pastinya enggak. Amat lamban dan tetap terekam jejak kata. Cara menikmati Gerakan kilas balik menengok ke belakang dengan asik.
Nah kan terpindai dengan pasti oleh mesin. Ada 67 artikel rumpun kata selama kurun 2023. Alamak rerata sepekan sekali menaja artikel. Sepekan alias 5 hari. Hehe pas ya dengan hari pasaran pasar berkala. Semisal pasar Pon di dukuh yang hanya buka setiap hari pasaran Pon.
Tidak mengapa sepekan sekali menyajikan artikel. Bagian dari silaturahmi antar warga K. Tetap dapat menikmati sajian artikel para sahabat setiap hari. Apresiasi kepada teman-teman yang konsisten dan persisten menjejakkan kata di K.
Tidak memiliki minat yang amat khusus. Menulis tema gado-gado sajian ringan. Tanpa pakem penulisan yang standar. Paling mudah dengan cara mendongeng ala simbok, story telling besutan Limbuk. Serasa penjenamaan diri dalam bertutur.
Aha sajian yang paling disukai adalah Wisata Keliling Candi Prambanan Situs Warisan Budaya Dunia. Sedangkan yang paling ngehits skala simbok kebun apay a? Cakalang Fufu Warisan Budaya Tak Benda dari Sulawesi Utara. Ooh ada benang pengikat warisan budaya.
Beberapa sahabat berujar tulisan sebagai legacy warisan buah pikir. Gagasan pun karya diwariskan kepada generasi berikutnya melalui dokumen. Baik tulisan, guratan pesan ataupun aneka model penyampaian pesan. Seturut dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Sekilas menyemai kata di Kompasiana:
Pertama, berlatih menata aksara. Yup bermula dari tekan tuts aksara di papan tombol. Ada 26 aksara huruf dengan sejumlah karakter angka pun tanda baca. Betapa kombinasi antar aksara menghasilkan variasi makna.