Lumayan kaget karena ini merupakan notifikasi perdana selama menulis di Kompasiana. Simbok kebun bertanya dalam hati. Tumben ya artikel kebun kena giliran kurasi. Biasanya artikel bernuansa politik. Lah ini gaya sederhana Limbuk.
Terkesima dengan kesantunan bahasa. Sistem ini mengingatkan pada karakter Gareng dalam pewayangan yang waspada dan penuh kehati-hatian dalam bertindak. Melindungi kebersamaan jagad Kompasiana.
Beberapa menit kemudian kembali mendapatkan notifikasi. Bahwa artikel telah melalui peninjauan dan lolos tayang. Kesantunan ucapan, terima kasih telah menunggu nyata meneduhkan hati. Artikel pun lanjut tayang di laman Kompasiana.
Peninjauan ulang tentunya oleh Mbak Mas admin. Terbayang beliau tersenyum, betapa sensitifnya sensor penyaring awal. Entah frasa apa yang menyebabkan si Limbuk kena semprit. Mungkin penggunaan kosakata bahasa daerah khas yang potensial berdampak bagi keamanan interaksi.
Notifikasi laiknya surat cinta Kompasiana. Menjadi pengalaman pembelajaran dan kenangan manis. Kolaborasi keketatan sistem dan sisi humanis penelaah ulang tayangan. Eh mendapat penyuntingan loh, ternyata simbok sangat royal dengan huruf h pada kosakata ingar bingar.
Bagaimana pengalaman sahabat kompasianer saat mendapat surat cinta Kompasiana? Dasar simbok kebun, menjadikan notifikasi peninjauan ulang ini sebagai artikel baru. Jadilah Limbuk dan surat cinta Kompasiana. Menemani artikel Limbuk di awal bulan. Terima kasih Mbak Mas admin Kompasiana.
Dirgahayu 15 Tahun Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H