Sajian para puteri dewi Kompasiana sungguh ngedab-edapi alias dahsyat. Dewi ahli farmasi berpadu dengan puteri terampil menyajikan suguhan bergizi dalam keluarga. Gandes luwes berolah tulis merawat keluarga padepokan Kompasiana.
Tiada bosan, simbok Cangik, ibu kehidupan dari Limbuk, mengingatkan. Dinamika nyantrik melatih keawasan memperhatikan. Mengamati, meniru dengan memodifikasi seturut dengan gaya pribadi. Cetakan Limbuk tidak cukup mewadahi patron sosok lain.
Ada lakon Petruk jadi Ratu. Namun tidak ada slot Limbuk jadi Sembadra. Masing-masing warga Kompasiana memiliki keunikan peran. Bersama berkarya kepenulisan melalui wadah blog bersama.
Setop. Hayok Limbok ngeciprisnya disambung lain kali. Berisik mengganggu para punggawa yang mempersiapkan ajang Kompasianival.
Dirgahayu 15 Tahun Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H