Indonesia memiliki 10 situs warisan budaya tingkat dunia versi UNESCO (UNESCO World Heritage). Pengakuan luar biasa dan terbanyak di tingkat ASEAN. Salah satunya adalah kompleks Candi Prambanan. Mari kita wisata keliling Kawasan Candi Prambanan Bersama simbok kebun.
Sahabat pembaca Kompasiana, suatu kebahagiaan tersendiri bisa menikmati secara langsung Candi Prambanan situs warisan budaya dunia (world heritage). Bila selama ini kita merasa biasa saja saat berkunjung, mungkin belum sangat tersentuh oleh perjuangan mendapat pengakuan dunia.
Semisal, simbok juga merasakan hal sama saat kunjungan perdana sebagai peserta studi tur masa sekolah. Mengulangi dengan tujuan edukasi awal para jagoan cilik.Â
Mengasah rasa saat menemani tetamu kebun dari manca negara yang secara khusus menyebut tujuan Candi Prambanan.
Beberapa kali kunjungan tersebut berpusat pada tujuan tunggal Candi Prambanan. Menyusuri candi utama pun pendampingnya. Bertambah usia semakin terengah mendaki dan menyigi beberapa sudut mikro.
Berkali melewatinya menyengajakan diri menyusur kawasan komplek Candi Prambanan dari luar pagar. Cukup melongok dari jendela kendaraan.Â
Ooh mata dicelikkan ternyata Kawasan candi sangat luas. Bukan hanya Prambanan pusat pemujaan agama Hindu siwa. Berpadu dengan candi Budha.
Nah tanggal 17 Agustus 2023 kemarin mengagendakan singgah sejenak di Kawasan Candi Prambanan. Masih cukup pagi sehingga mendapat tempat parkir yang cukup dekat dari pintu masuk wisata. Joglo dengan fasilitas memadai untuk wisata dunia.
Loket pelancong lokal terpisah dengan wisatawan mancanegara. Pengunjung dapat membeli tiket secara daring dan menukarkannya di loket.Â
Bahkan kita dapat masuk dengan tapping uang elektronik. Tersedia aneka paket semisal terusan ke petilasan Kraton Ratu Boko yang eksotik.
Cukup dengan harga tiket masuk 50K pengunjung dapat menikmati keagungan situs warisan budaya dunia. Ragil yang menemani simbok agak waswas dengan kapasitas lutut. Mengingat luasnya Kawasan apalagi cuaca sedikit gerimis.
Tersenyum lega saat simbok menuju terminal kendaraan wisata keliling. Tersedia kendaraan lumayan besar digunakan secara bersamaan. Pilihan mobil golf dapat diisi maksimum 6 penumpang dengan tarif 200K. Semuanya menggunakan energi listrik.
Kami memilih mobil golf untuk efisiensi waktu dan tenaga. Memang bukan kunjungan detil. Cukup wisata keliling. Pengemudi merangkap pemandu wisata menjelaskan waktu berkendara 30 menit dengan 2 titik perhentian.
Baiklah mari mulai mengelilingi Kawasan Candi Prambanan Situs Warisan Budaya Dunia. Kendaraan mengarah ke sisi Tenggara yaitu Garuda Mandala. Kemudian ke arah lapangan Selatan.
Ternyata batas wilayah Jawa Tengah dan DIY di area ini bukan Kali Opak. Kawasan Candi Prambanan yang berada di sisi Timur Kali Opak meliputi 2 provinsi. Mengintip sisi Selatan Candi Prambanan. Tertera penanda Candi Roro Jonggrang sesuai cerita rakyat setempat.
Lanjut ke sisi Barat, menyusur sela antara Kali Opak dan Candi Prambanan. Pengemudi rangkap pemandu menjelaskan peranan kali Opak sebagai tirta penyucian dan candi Prambanan. Sebagai pusat adalah Candi Siwa sebagai pusat keagamaan Hindu terbesar di Indonesia.
Sebutan Sivagrha, rumah dewa Siwa. Diapit oleh candi Wisnu dan Brahma. Ketiganya adalah Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Menatap tricandi utama Prambanan dari sisi Barat sangat tenang, relatif jarang pengunjung di sisi ini. Juga dapat dinikmati dari seberang Kali Opak.
Mari lanjut ke sisi Utara. Pemandu wisata memberi kesempatan turun di Siwa Mandala. Lapangan berumput hijau rapi berlatar Candi Prambanan yang megah. Beliau merangkap fotografer dan pengarah gaya, berharap pengunjung membawa kesan Prambanan dalam memorinya.
Biasanya kerumunan pengunjung berpusat di Kawasan candi utama Prambanan atau Roro Jonggrang ini. Apalagi menyusur sejumlah bangunan candi pun naik turun tangga. Sudah kehabisan energi untuk menyisir sisi lain.
Kami lanjut ke sisi sayap Utara. Mulai dengan candi Lumbung. Berdampingan dengan candi Prambanan sebagai pusat keagamaan Hindu. Candi Lumbung adalah candi Budha.
Sejarah dan kekhasan Candi Lumbung dari penjelasan pemandu disimpan dulu. Kali ini lebih pada wisata keliling. Terlihat cukup banyak wisman menyambangi Candi Lumbung. Ada yang sewa skuter ataupun berendeng berjalan kaki.
Sebelah Utara Candi Lumbung adalah Candi Bubrah corak Budha. Selama ini mengintip Kawasan candi Bubrah dari luar pagar sisi Timur. Kini menatapnya dengan jelas dari sisi Barat dalam Kawasan Candi. Kata bubrah bermakna rusak menjadi tidak teratur. Terselip aneka cerita mitos tentangnya.
Paling ujung Utara adalah Kawasan Candi Sewu yang cukup luas. Candi Sewu ini merupakan pusat keagamaan Budha terbesar no 2 di Indonesia. Urutan sesudah Candi Borobudur yang kawentar.
Pengunjung biasanya memilih perhentian di pintu Utara Candi sewu. Menurut pemandu Candi Sewu ini lekat dengan cerita rakyat Jawa. Nama asli candi secara keagamaan adalah Manjusri Grha berarti Rumah Manjusri (salah satu Bodi Satwa).
Minta izin kepada pemandu, simbok memilih perhentian pintu Timur. Pintu utama Candi utama di kompleks ini menghadap ke Timur. Lah simbok ingin kulanuwun permisi melalui pintu utama. Kawasan candi yang cukup luas dengan tumpukan batu menunggu restorasi.
Terbayang kan betapa ini pekerjaan mega besar. Melibatkan jutaan batu yang sebagian berserak. Rancangan arsitektura agung melibatkan sembilan struktur. Terlihat beberapa tenda penaung studi penggalian.
Pada gerbang Timur terdapat pohon Bohdi yang dikeramatkan umat Budha. Aneka penanda dan cuplikan sari Candi Sewu. Selama singgah di sini berjumpa dengan beberapa turis manca yang semangat blusukan hingga candi utama.
Apakah jumlahnya 1000 (sewu) candi? Menurut BPCP Jateng, di komplek candi ini terdapat satu candi Induk, 240 candi perwara dan empat pasang candi Apit. Mitologi Jawa, situs candi Sewu ini dilekatkan dengan kisah Bandung Bondowoso.
Baiklah kami mengakhiri kunjungan singkat mengelilingi candi dengan menyisakan bagian museum. Menjadi pemantik kunjungan berikutnya. Mobil golf Kembali menyusur ke titik awal gentian dari sisi Timur.
Melewati Candi Bubrah. Kompleks Candi Lumbung. Menyimpang sedikit ke sisi kiri koleksi tumbuhan. Juga rangkaian kereta yang sebelumnya menjadi tumpangan pengunjung mengelilingi Kawasan. Kini pensiun digantikan oleh kendaraan listrik.
Melewati pemeliharaan rusa totol yang induknya dari Istana Bogor. Beberapa koleksi fauna. Menjadi bagian daya tarik bila mengajak buah hati.
Kendaraan berhenti di depan Wisnu Mandala. Gerbang utama memasuki Candi Prambanan. Terekam foto suasana peringatan Hari Kemerdekaan RI. Jajaran merah putih berkibar.
Bila sahabat pembaca Kompasiana ingin menikmati Kawasan ini dapat dijajal dengan moda mengeliling Kawasan dengan wisata keliling. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan di candi Prambanan.
Kami mencukupkan diri dengan wisata keliling. Pengunjung diarahkan ke jalur keluar melalui deretan kuliner. Mari sejenak melepas dahaga pun kuliner UMKM.
Pusat cindera mata kini tertata rapi. Usai deretan kuliner, pengunjung keluar melalui 'pasar Candi Prambanan'. Tersedia beberapa Lorong bernomor tanpa percabangan di tengah pasar. Lintas menjadi lancar dan setiap pedagang memiliki peluang yang sama menawarkan dagangan.
Inilah sekilas wisata keliling Candi Prambanan Situs Warisan Budaya Dunia (World Heritage Site). Kebanggaan dan warisan budaya luhur bangsa Indonesia. Salam budaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI