Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mengulik Sisi Lingkungan Hidup Kelenteng Sam Poo Kong

6 September 2023   08:22 Diperbarui: 8 September 2023   19:57 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drainase dari areal kelenteng ke parit dalam (Foto by Adikrishna, shutterstock)

Setiap kita memerlukan kualitas lingkungan hidup yang mendukung kehidupan. Sam Poo Kong bukan hanya perwujudan aspek sejarah, toleransi religi maupun akulturasi budaya. Mari mengulik sisi lingkungan hidup yang terekam di Sam Poo Kong.

Mengunjungi Sam Poo Kong, klenteng kebanggaan warga Semarang tiada bosan. Selalu ada pembelajaran baru yang didapat. Pernah menyajikannya dari aspek kemajemukan juga harmoni hijau flora. Kini menguliknya dari sisi lingkungan hidup.

Luasnya teba lingkungan hidup membuat simbok membuat batasan yang ringan. Aspek resapan air yang terlihat dari saluran drainase. Juga barisan tanaman sebagai sabuk hijau sebagai komponen penata kualitas udara.

Resapan dan saluran drainase

Menarik mendapatkan foto dari udara lingkungan Sam Poo Kong secara utuh. Terlihat areal seluas hampir 3 hektar ini seolah terpagari tumbuhan hijau pekat. Jajaran bangunan klenteng di sisi barat dan pendapa di sisi timur.

Sam Poo Kong 4 April 2017 (sumber gambar: dari sini, http://www.xinhuanet.com)
Sam Poo Kong 4 April 2017 (sumber gambar: dari sini, http://www.xinhuanet.com)

Secara kuantitatif dapat dihitung persentase penutupan lahan oleh bangunan. Ruang terbuka di areal tengah difungsikan untuk aneka gelaran. Mulai dari pariwisata, keagamaan hingga gala dinner tingat internasional.

Tentunya tidak memungkinkan menata areal tengah sebagai resapan hujan sepenuhnya. Penggunaan materi penutup lahan dirancang untuk kenyamanan bersama. Paving block yang digunakan memiliki ketahanan tekanan dan kemampuan meresapkan air.

Areal tengah Sam Poo Kong alas paving (dokumen pribadi)
Areal tengah Sam Poo Kong alas paving (dokumen pribadi)

Secara alami hujan yang mengguyur suatu areal akan diresapkan ke dalam tanah. Keberadaan penutupan lahan oleh bangunan mengurangi daya resapan. Apalagi bila ruangan terbukanya juga tertutup materi.

Air hujan yang tidak tertampung oleh resapan akan mencari jalan aliran. Saluran drainase alias pengatusan dirancang untuk mengalirkan secepatnya air hujan yang tergenang. Apalagi tempat wisata, sangat tidak elok bila tergenang.

Juga keselamatan bangunan bersejarah, area sembahyang di sisi barat. Mari kita longok bagaimana rancang drainase di Sam Poo Kong.

Parit dalam areal (dokumen pribadi)
Parit dalam areal (dokumen pribadi)

Parit kecil pembatas area sembahyang dan tempat umum. Ya parit ini adalah saluran drainase utama di dalam kelenteng. Seluruh luapan hujan yang tidak terserap lahan dialirkan ke parit ini. Senang sekali mendapatkan foto yang menunjukkan curahan air ke parit.

Drainase dari areal kelenteng ke parit dalam (Foto by Adikrishna, shutterstock)
Drainase dari areal kelenteng ke parit dalam (Foto by Adikrishna, shutterstock)

Sebagian air dialirkan ke saluran drainase luar. Utamanya saluran di depan kelenteng, sisi utara pintu masuk utama. Keberadaan saluran drainase ini mengatasi masalah ketergenangan.

Selokan luar drainase Sam Poo Kong (dokumen pribadi)
Selokan luar drainase Sam Poo Kong (dokumen pribadi)

Resapan dan drainase sebagai komponen lingkungan hidup. Sarana pengelolaan kualitas lingkungan suatu areal. Sam Poo Kong memperlihatkan rancang drainase untuk mendukungnya.

Sabuk hijau

Mari kembali mencermati foto yang diambil dari sisi Tenggara Sam Poo Kong. Foto yang diambil 4 April 2017 menampakkan sabuk hijau alami seputar Sam Poo Kong. Cukup kontras dengan lingkungan sekitarnya.

Sabuk hijau Sam Poo Kong, 4 April 2017 (Foto dari sini, http://www.xinhuanet.com//english/2017-04/08/c_136191876.htm)
Sabuk hijau Sam Poo Kong, 4 April 2017 (Foto dari sini, http://www.xinhuanet.com//english/2017-04/08/c_136191876.htm)

Ini foto sederhana tanggal 22 Agustus 2023. Seseruan bersama komunitas Semarkutiga dan Kotekasiana. 

Mengabadikan sabuk hijau sisi Utara, Timur, Selatan dan Barat. Untuk ragam floranya disajikan pada artikel harmoni hijau flora merah Sam Poo Kong.

Sabuk hijau sisi Utara Sam Poo Kong (dokumen pribadi)
Sabuk hijau sisi Utara Sam Poo Kong (dokumen pribadi)

Keberadaan tanaman, akarnya menyerap air tanah. Pada gilirannya melepaskan kembali ke atmosfer melalui proses evapotranspirasi. Mengembalikan sebagian air ke dalam siklus air hijau (green water).

Sabuk hijau sekeliling Sam Poo Kong juga sedikit meredam panasnya kota Semarang. Lingkungan sekitar terasa lebih sejuk. Pohon besar juga menjadi habitat sejumlah satwa mungil. Ekosistem mikro yang menunjang kehidupan.

Secara alami tumbuhan hijau menyerap karbon dioksida (CO2) untuk mendukung proses fotosintesis. Tumbuhan sebagai regulator kadar karbon dioksida di udara. Peningkatan kadar karbon dioksida akibat pembakaran karbon ditengarai sebagai komponen gas rumah kaca.

Tumbuhan hijau membebaskan oksigen (O2) dari hasil fotosintesis. Memasok oksigen di atmosfer yang dibutuhkan untuk pernafasan makluk hidup. Tumbuhan sebagai produsen oksigen.

Beberapa jenis tumbuhan juga mampu menyerap polutan udara. Semisal timbal atau Pb hasil samping pembakaran dari kendaraan bermotor. Secara alami Pb sulit terdegradasi.

Begitupun tumbuhan hijau mampu menyerap partikel halus, particulate material (PM) polutan udara. Permukaan daun yang berbulu maupun yang kesat berkerut mampu menjerap partikel halus. Menjadi semacam penyaring fisik membersihkan udara.

Keberadaan sabuk hijau yang melingkupi Sam Poo Kong bermakna bagi kualitas lingkungan. Penyerap air tanah, penata suhu, regulator O2-CO2, penyerap polutan udara.

Penutup

Amatan saluran drainase dan sabuk hijau di areal Sam Poo Kong. Mengulik sisi lingkungan hidup. Setiap kita dapat menata resapan, drainase, dan sabuk hijau atau sejumlah tumbuhan di tempat tinggal kita masing-masing.

Salam hijau

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun