Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kelana Memori Upacara Bendera di Istana Merdeka Berbekal Popok Bayi

15 Agustus 2023   07:25 Diperbarui: 21 Agustus 2023   12:41 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terulang 3 tahun kemudian. Sungguh suatu berkat hadir dengan caranya sendiri. Tiga tahun kemudian, undangan menghadiri upacara 17 Agustus 1990 di Istana Negara menghampiri. Kini yang dituju adalah PakSu yang saat simbok diutus sedang nyantrik lanjut di padepokan hijau.

Upacara bendera di Istana Merdeka 1990 (dokumen pribadi)
Upacara bendera di Istana Merdeka 1990 (dokumen pribadi)

Lah kali ini jadi berkatnya Mas Tengah yang anteng dalam kandungan. Kenangannya tetap unik, berangkat ke Jakarta hanya beberapa hari usai nginap di RS Elizabet. Saat upacara berjumpa dengan dokter yang merawatnya.

Tentunya tanpa drama popok bayi, tidur tengkurap pun sandal jinjit jebol. Gantian keluarga dan mas mbarep kecil yang nonton di depan televisi. Bersorak nyaring saat ayahnya tersorot kamera. Belum model merekam ataupun tangkapan layar ala kini sebagai kenangan.

Sengaja ya tanpa foto indivual yang jelas, semua foto ombyokan. Sekalian amancu (anak mantu cucu) lomba menebak yang mana simbok bapak pun simbahnya dalam rombongan tersebut, hehe. Mohon maaf bila pembaca Kompasiana tidak mendapati jejak langsung simbok. Memangnya ditanya?

Upacara Bendera di Istana Merdeka berbekal popok bayi. Mendebarkan mengharukan saat dijalani. Kelana memori di masa kini. Bagian dari perjalanan diri. Selamat Ulang Tahun ke 78, Dirgahayu Indonesia.

Catatan: Dongeng Agustusan dari kebun. Sebagai apresiasi untuk Bang Horas yang menggawangi komunitas Kopaja71 selain Cerpen sastra dan Pulpen. Simbok kebun adiyuswa belain bongkar album lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun