Dinamika model panen padi. Saat simbok kebun kecil suka ikutan panen dengan ani-ani dan mendapat upah bawonan. Berikutnya rumpun padi dibabat dengan arit dan dirontokkan dengan mesin.
Nah ini combine harvester, mesin pemotong rumpun padi, lanjut merontokkan dan menampi. Pulang dari sawah membawa karung gabah bernas. Limbahnya tertinggal di sawah melakoni daur ulang pemeliharaan kesuburan sawah. Buah revolusi pertanian.
Mesin dioperasikan dengan 3 personil, 1 pengemudi dan 2 orang penampung gabah. Efektif untuk panen hamparan. Harganya 498 juta, beberapa kelompok tani berminat untuk kemudian disewakan saat panen. Memang petani kecil akan bertahan bila bersatu.
Lanjut yook. Mendapat kiriman jadwal acara selama gelar Agro Festival II dan arsitektura stan. Stan unggulan kabupaten/kota, stan kopi dan stan tembakau. Acara lain di joglo utama pun sekitar joglo apung.
Singgah di stan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prov Jateng. Baca, jendela dunia. Tersedia aneka leaflet boleh diambil gratis. Membaca alam dari sosok tanaman kayu manis dan gaharu yang dipajang. Eh kami pengunjung juga ditawari minum aneka jamu rebusan.
Bagaimana mengenalkan keragaman pangan kepada buah hati? Nah saatnya mumpung banyak contoh dipajang. Ini loh tampilan sorgum atau jagung cantel yang sedang marak dibabar. Berikutnya kacang hijau pun kedelai unggulan Kabupaten Grobogan. Cantik ya ditata dalam dekorasi grojogan.
Sumber pangan lain adalah ubi jalar si ketela rambat. Budaya tani menyebutnya pala kapendem karena dipanen dari dalam tanah. Nah kalau pisang dan waluh si labu disebut pala gumantung. Panenan dari organ yang tergantung. Kalau labu diarkan menjalar di atas tanah jadilah pala kesimpar.