Batu batu bercerita. Meneruskan pesan antar masa kepada penyimaknya. Begitupun Situs Watu Kandang Matesih, Stonehenge di Lereng Barat Gunung Lawu.
Sahabat pembaca Kompasiana tentunya tidak asing dengan Stonehenge, Situs Warisan Dunia UNESCO di Inggris. Stone adalah batu dan henge bermakna lingkaran. Stonehenge adalah batu tertata melingkar atau lingkaran batu tegak.
Stonehenge di Inggris diperkirakan dibangun antara 3000 SM hingga 2000 SM. Merupakan situs prasejarah yang dibangun pada zaman Perunggu, dan Neolitikum. Beberapa peneliti mengindikasi Stonehenge sebagai observatorium kuno berkenaan dengan penanggalan dan matahari.
Belum pernah menjejakkan kaki di areal Stonehenge di Inggris. Namun membayangkannya saat menikmati Situs Watu Kandang alias Situs Matesih. Yook simak narasi ala simbok kebun.
Situs Watu Kandang Matesih
Berkunjung ke Situs Watu Kandang alias Situs Matesih, meski sejenak. Saat mengikuti acara keluarga di Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Bergeser singgah di kecamatan Matesih yang berdekatan.
Tidak sulit mencapainya. Berada di tepi jalan jalur Matesih-Tawangmangu. Situs ini berada di Dusun Ngasinan, Desa Karangbangun, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar. Berpenanda Situs Matesih yang dikelola oleh BPCB Jateng.
Sekilas mata awam melihat sekumpulan batu tersusun dengan pola tertentu. Dulunya menghampar pada persawahan penduduk. Kini sebagian sawah sudah merupa menjadi kawasan kering untuk keperluan situs sejarah.
Penduduk setempat menyebutnya watu kandang. Watu adalah bahasa Jawa yang berarti batu. Kandang dimaknai mengurung. Sekumpulan batu dengan formasi melingkar seperti mengurung atau kandang.