Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menyesap Spiritualitas Ekologis di Gua Maria Pereng

25 Juni 2023   22:22 Diperbarui: 30 Juni 2023   13:16 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesadaran manusia sebagai bagian dari ciptaan akan memantik upaya harmoni. Menata harmoni ke dalam maupun keluar. Harmoni dengan sesama manusia, titah, dan alam. Menghidupi atmosfer spiritualitas ekologis.

Gua Maria Pereng

Gua Maria Pereng atau Gua Maria Ratu Surga bagian dari Keuskupan Agung Semarang. Berada di Dusun Jampelan, Desa Getasan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Karena dekat dengan Kota Salatiga kadang disebut di Gua Maria Pereng Salatiga.

Sangat mudah dijangkau, melalui jalur Salatiga Kopeng. Mengikuti tanda arah akan dipandu belok kiri sedikit melalui jalan yang cukup lebar.  Tersedia areal parkir luas untuk bus maupun kendaraan lebih kecil. Juga tersedia aneka kios pendukung ziarah pun rekreasi (ziarek).

Penamaan Gua Maria Pereng berdasarkan pada posisi di perengan, tanah berlereng. Tepatnya di sebelah Utara G. Merbabu. Posisi geografis yang mendukung udara sejuk dan alam rindang. Menambah suasana syahdu khusuk untuk berdoa.

Komponen ziarah Gua Maria Pereng adalah Gua Maria dan altar di bagian atas tebing. Umat peziarah dapat berdoa dengan tenang nyaman. Halaman doa bertenda permanen dengan kursi pun bangku plester.

Juga areal jalan salib mengikuti teras tebing. Mulai dari teras teratas di areal gereja di pinggir jalan besar menuruni tangga. Kemudian mengikuti perhentian demi perhentian. Ada mata air alami yang sudah diberkati yaitu sendang Panguripan di sisi kanan bawah.

Pengalaman ziarah di Gua Maria Pereng dapat diikuti pada artikel K'ner Mom Abel yang dikisahkan dengan sangat apik inspiratif. Simbok kebun akan menyigi dari kaca mata sederhana orang kebun saja. Selalu ada hal menarik dimanapun kita berkunjung.

Menyesap Spiritualitas Ekologis di Gua Maria Pereng 

Sejenak berkunjung ke Gua Maria Pereng mengalirkan energi pembelajaran. Tata ibadah yang menautkan insan dengan Sang Pencipta. Hati nurani diusik oleh tata harmoni dengan alam.

Manusia mendapat mandat atas bumi dan seisinya. Tanggung jawab merawat bumi adalah wujud dasar spiritualitas semestinya integral. Relasi vertikal ke atas yang mewujud nyata dengan relasi horizontal. Mendatar ke arah lingkungan sekitar. Spiritualitas ekologis, menautkan alam dalam relasi.

Berada di lingkungan Gua Maria Pereng serasa berjumpa dengan Wischmeier. Beliau pakar konservasi tanah. Pembuat formula Universal Soil Loss Equation (USLE) atau Persamaan Umum Kehilangan Tanah (PUKT).

Formula sederhananya A = K R LS CP. A merujuk pada besarnya kehilangan tanah melalui erosi per satuan waktu. K adalah erodibilitas tanah mengait pada kepekaan tanah. R merupakan faktor erosivitas yaitu kemampuan hujan menimbulkan erosi.

Pada dasarnya erosi interaksi dari daya gempur hujan dan ketahanan tanah. Keduanya merupakan faktor bawaan alam yang relatif sulit dikelola. Namun daya rusaknya dapat dikurangi dengan factor LS dan CP.

Faktor L dan S merupakan panjang dan kemiringan lereng. Sedangkan C dan P adalah pengelolaan crop alias tumbuhan dan tindakan mekanis. Pengelolaan kelerengan, penutupan tanah dengan tumbuhan dan praktis mekanik bagian dari upaya menekan erosi. Menurunkannya hingga tingkat erosi ditolerir.

Mari menyoalnya sebagai bagian dari ibadah ekologis di Gua Maria Pereng. Selanjutnya disingkat GMP saja ya.

Kelerengan di GMP (dokpri)
Kelerengan di GMP (dokpri)

Menikmati barisan anak tangga terasa tingkat kelerengan bentang GMP. Foto kanan adalah tangga dari awal jalan salib di areal gereja. Foto kiri adalah jalan masuk dari area parkir. Selain untuk mempermudah pengunjung ziarah juga pemecah aliran air hujan dari teras atas.

Upaya menurunkan erosi dilakukan dengan memotong panjang lereng (faktor L). Mari amati dari pelataran doa ke bawah. Spot perhentian jalan salib ditata mengikuti teras.

Alur jalan salib berteras (dokpri) 
Alur jalan salib berteras (dokpri) 

Pengunjung menikmati jalan mendatar berliku. Menambah khusuk ziarah seraya menekan kemiringan (faktor S). Kemiringan yang mempengaruhi ketahanan lutut. Nyaman bagi pengunjung dan upaya konservasi tanah.

Bagaimana dengan penguatan tebing bibir teras? Mari sedikit mendongak. Terlihat aneka model penguatan tebing teras. Ada model dinding batu, beberapa dibiarkan dengan penguatan tumbuhan. Akarnya akan mencengkeram tanah di teras tidak terlalu tinggi. Menahannya dari kelongsoran.

Penguatan tebing teras dengan batuan pun tumbuhan (dokpri)
Penguatan tebing teras dengan batuan pun tumbuhan (dokpri)

Nah ini dijumpai rorak (ada panah kuning di foto). Dibuat galian sempit di bidang teras bangku. Fungsinya untuk memerangkap tanah yang terbawa aliran air dari teras di atasnya. Tanah yang terperangkap akan memenuhi rorak. Bila penuh dapat dibuat rorak baru disebelahnya.

Rorak pemerangkap erosi dan bambu penguat tebing (dokpri)
Rorak pemerangkap erosi dan bambu penguat tebing (dokpri)

Sambil menapaki lintasan jalan salib, izinkan mata sesekali menunduk. Jalan kecil terbuat dari susunan conblock mengurangi penyemenan massif. Diharapkan air baik air hujan maupun aliran permukaan (run off) berkesempatan masuk ke dalam tanah. Mengurangi daya gerus sekaligus mengisi cadangan.

Memberi kesempatan air memasuki bumi (dokpri)
Memberi kesempatan air memasuki bumi (dokpri)

Penguatan tebing teras, rorak dan kesempatan infiltrasi air jadi varian faktor praktis mekanik. Upaya mengelola kelestarian alam menekan erosi. Diintegrasikan dengan penataan lansekap taman.

Yook menyoal tentang faktor C alias tumbuhan. Berjalan di GMP terasa sejuk. Semilir angin gunung dan teduhnya tumbuhan menjulang. Segarnya udara kaya oksigen (O2) yang dibebaskan tumbuhan. Menyegarkan pernafasan kita. Ziarah upaya sehat jasmani rohani.

Ini dia paduan tumbuhan berkanopi tinggi, menengah dan rendah penutup tanah secara langsung. Menjadikan model multi strata. Memecah daya pukul air hujan. Butir hujan diterima oleh kanopi tertinggi, pelan disalurkan ke kanopi sedang hingga terendah.

Paduan yang tidak hanya indah dipandang sekaligus ekologis. Lurusnya batang bambu bersanding dengan corak daun Aglonema. Juga border hamparan Spathiphyllum si lili perdamaian. Tajuk tanaman di teras memperindah, menyegarkan sekaligus menekan erosi.

Tajuk tumbuhan multi strata (dokpri)
Tajuk tumbuhan multi strata (dokpri)

Bonus pula dengan menikmati eksotiknya tanaman hias rambat di dekat sendang panguripan. Ini dia Flame of Irian Coklat (Thunbergia mysorensis). Diantara Spathiphyllum si lili perdamaian dijumpai lili Amazon asal Peru si cantik Urceolina amazonica. Unik pula cemara yang biasa menjulang ditata seperti payung rendah.

Flame of Irian Coklat (Thunbergia mysorensis), Lili Amazon dan 'payung cemara' (dokpri)
Flame of Irian Coklat (Thunbergia mysorensis), Lili Amazon dan 'payung cemara' (dokpri)

Wasanakata

Spiritualitas ekologis dasar relasi saling memelihara kesatuan alam. Wujud penataan harmoni ke dalam dan keluar diri. Bagian dari tanggung jawab manusia mitra bumi.

[Catatan: membersamai teruna kebun mengeja alam]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun