Setiap perjalanan memiliki cerita uniknya. Sejenak tilik anak cucu lalu kembali ke susuh. Ini sepotong kisah terbang bersama anak singa.
Akhir Mei 2023, simbok kembali ke susuh usai tilik anak cucu. "Tinggal tersedia penerbangan anak singa, dari Halim ke Semarang, Simbok." Baiklah, pilihan dari bandara Halim ke Semarang antara anak raja burung dan anak singa.
Berbekal e-tiket melalui pemesanan daring. Penerbangan ID-xxxx, 30 May 2023, 15.05 Jakarta (HLP) 16.10 Semarang (SRG). Catatan dimohon lapor masuk (check-in) sekurangnya 90 menit sebelum berangkat.
Baiklah mari mulai perjalanan pulang. Pk 13.43 simbok sampai di terminal Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma (HLP). Bukan simbok rajin mencatat waktu, namun kangen jepret penanda bandara sehingga terekam jam pengambilan gambar. Julukan "The Legendary Airport" lekat terpateri.
Hanya ada satu bangunan terminal di bandara Halim sehingga tidak perlu acara nyasar. Mari lanjut ke aula keberangkatan (departure hall) seraya menunjukkan e-tiket dan kartu identitas. Saatnya pamitan dengan pengantar, karena yang diizinkan masuk hanya calon penumpang.
Segera memasukkan ponsel ke dalam tas selempang. Seluruh barang bawaan kita siapkan di conveyor belt, akan dipindai dengan Xray bagasi. Begitupun penumpangnya melewati pendeteksi logam (metal detector).
Simbok melenggang masuk dengan lancar. Mengambil tas selempang dan ransel kecil ringan. Nah bila penumpang membawa bawaan dan memerlukan jasa pembungkus bagasi (baggage wrap) tersedia di area ini.
Lapor masuk (check-in)
Saatnya lapor masuk (check-in). Sebenarnya loh tersedia fasilitas lapor masuk daring (online check-in), penumpang tidak terburu-buru. Juga tersedia mesin swa lapor masuk (selfcheck-in) di depan.
Terlihat antrian longgar, simbok tetap ingin merasakan komunikasi dengan petugas, bukan hanya mesin. Yook para calon penumpang kita urut antri dalam barisan, eits ulah (jangan) melampaui garis kuning atuh.
Kembali mempersiapkan e-tiket dan kartu identitas. Bila calon penumpang sudah swa lapor masuk sebenarnya tinggal baggage drop-off. Kalau di terminal besar seperti RT tetangga semua dikerjakan mandiri oleh calon penumpang.
Tanpa nitip bagasi, simbok mendapat selembar kecil boarding pass. Dokumen yang berisi informasi yang diperlukan untuk memasuki pesawat. Aha teringat akan boarding pass berwujud potongan besar pada era sebelumnya.
Nah di boarding pass simbok tertera nama maskapai penerbangan pastinya. Data nama penumpang, nomor penerbangan, tanggal terbang, kode tujuan, waktu boarding, nomor kursi, pun no gerbang. Ada masa memilih no kursi kepada petugas. Semisal perjalanan ke Semarang, pilih jendela kanan melongok gagahnya G. Slamet, hehe.
Melenggang yook ke ruang tunggu. Mari siapkan dokumen boarding pass dan kartu identitas. Kalau di bandara Halim kita tinggal belok ke kanan. Area bebas troly ya, kan hanya bawaan ke kabin yang lain sudah masuk bagasi.
Usai pemeriksaan dokumen lanjut bersiap memasukkan bawaan ke Xray kabin yang berukuran lebih kecil dari xray bagasi. Biasanya juga lebih peka. Tidak hanya barang elektronik yang dipindai langsung.
Mari lepaskan jaket, jam tangan bahkan ikat pinggang. Kebiasaan simbok baru mengenakan jaket dan jam tangan di ruang tunggu. Sedikit mengurangi aktivitas dan antrian di area pemeriksaan akhir ini.
Selaku simbok aliran metal, mempersiapkan dokumen scan pembacaan lembar rontgen. Mengikuti saran dokter. Meski penerbangan Surabaya-Lombok pp sebelumnya juga aman. Pan perekat tulang selangka bahu aman dari deteksi logam.
Kelar sudah, kini saatnya menuju gate (gerbang) ruang tunggu. Terminal mungil Halim memiliki 2 area ruang tunggu. Lurus, turun dan kembali naik tangga. Nah simbok penumpang anak singa menuju gerbang 8.
Mari belok kanan, naik escalator ke ruang tunggu di lantai atas. Waktu menunjukkan pk 14.01 sedang waktu boarding pk 14.35. Mari nikmati masa menunggu toh hanya sekitar 35 menit.
Suasana ruang tunggu adalah panggung kehidupan mini. Denyut arus penumpang mulai terasa. Betapa hampir setiap kursi terisi. Toko buku Periplus (khas bandara) terlihat buka. Sangat kontras dengan suasana saat pandemi.
Aneka suasana calon penumpang. Terasa penerbangan sebagai perjalanan bisnis, ada leisure kesenangan ataupun sosial semisal mudik. Terasa dari obrolan antar calon penumpang di ruang tunggu.
Meski asyiik menikmati aktivitas di ruang tunggu, tetap peka dengan pengumuman di bandara (airport announcement). Bandara Halim tetap memberlakukannya. Tetiba terdengar pengumuman untuk calon penumpang tujuan Denpasar diminta menuju meja pelayanan untuk mengambil delay service.
Hehe pengumuman yang tidak diharapkan namun harus dihadapi. Penjelasan bahwa pesawat yang akan menerbangkannya bla bla bla. Terjadi penundaan 150 menit dari jadwal.
Simbok melongok arloji, koq belum ada panggilan boarding untuk masuk pesawat ya. Suara merdu terdengar untuk calon penumpang tujuan Semarang, pesawat anda baru saja mendarat. Perlu waktu sekitar 30 menit untuk mempersiapkannya.
Panggilan boarding
Panggilan boarding mengudara pk 15.22an, mundur 37 menit dari jadwal di boarding pass. Simbok mendapat no kursi tengah agak ke belakang posisi D (lorong). Biasanya pintu masuk depan yang dibuka. Mari beri kesempatan penumpang no F (jendela) dan E (tengah) masuk dulu.
Barisan penumpang boarding mengular, mari kembali siapkan boarding pass dan kartu identitas. Petugas akan memeriksa dan menyobek/membelah boarding pass untuk penumpang dan maskapai.
Bersama penumpang, simbok menuruni tangga berjalan menuju parkir pesawat. Dadah dengan penanda IloveHLP yang khas. Cukup jalan kaki tanpa harus naik bus bandara menuju pesawat. Kesigapan petugas bandara mengarahkan penumpang ke pesawat yang dituju.
Sesuai dugaan penumpang naik dari pintu depan sehingga tidak perlu bersisian di lorong. [meski saat pintu depan belakang dibuka juga sudah dipilah berdasar no kursi. Tetap saja ada yang ingkar SOP] Awak kabin ramah menyambut di depan. Kembali memastikan tujuan terbang dan no kursi untuk membantu.
Simbok mengeluarkan termos mungil teh hangat dari sisi ransel. Menaikkan ransel ke kompartemen di atas tempat duduk. Melihat simbok belum duduk awak kabin ramah bertanya no kursi. Sekian D.
Beliau dengan ramah menyapa penumpang yang duduk di kursi samping lorong, menanyakan no tempat duduk. Menyilakan bergeser ke tengah sesuai no kursi. Berterima kasih kepada awak kabin dan penumpang yang bergeser, simbok menempatkan diri di kursi sesuai boarding pass.
Biasanya nih disempatkan jepret suasana kabin untuk laporan di grup percakapan keluarga. Kali ini cukup ketik simbok sudah di pesawat, kirim dan ubah mode pesawat di ponsel. Karena tidak membawa bagasi, potongan boarding pass dan kartu identitas disimpan kembali.
Kebiasaan saja menyimpan boarding pass dan dibuang beberapa hari kemudian. Apalagi untuk perjalanan pribadi. Untuk perjalanan dinas boarding pass digunakan untuk pertanggungjawaban. Eh kini kan semuanya dalam bentuk scan dokumen ya.
Duduk nyaman dengan menegakkan sandaran dan mengaitkan sabuk pengaman. Saat in-flight pemegang komando sepenuhnya tentunya awak pesawat. Menyimak sapaan awak kokpit penjelasan awak kabin tentang prosedur keamanan penerbangan.
Berjuang keras melawan kantuk. Kebiasaan baru atau jam penerbangan di puncak lelah. Mengingat anjuran untuk berjaga saat pesawat lepas landas dan mendarat. Adaptasi perubahan tekanan udara.
Saat penerbangan
Akhirnya mengikuti panggilan tubuh untuk mengantuk. Samar-samar mendengar alunan suara awak kabin untuk akses sistem hiburan (inflight entertainment system). Dapat menikmati hiburan dengan akses dari playstore di ponsel.
Penerbangan singkat Halim Semarang, teringat hiburan pesawat yang sangat simbok sukai. Majalah pesawat (Inflight Magazine). Dulu sekali berupa majalah cetak mewah terbit bulanan dan masuk harga tiket sehingga dapat dibawa pulang.
Bergeser menjadi majalah dibaca di pesawat. Waduh artikel wisatanya sungguh informatif dan menggoda. Komunikatif partisipatif penumpang dapat mengirimkan foto dan kisah wisata singkat dengan bukti salinan boarding pass. Artikel blogger kereen termasuk kompasianer sering mejeng.
Bagaimana dengan layanan makan dan minum (inflight meals) pada penerbangan simbok? Aha penerbangan singkat, awak kabin membagikan air mineral dalam kemasan dan sebungkus roti.
Saatnya persiapan pendaratan, kembali awak kabin mempersiapkan para penumpang. Pukul 16.46an pesawat mendarat dengan mulus. Terima kasih awak pesawat atas pelayanan dan dedikasinya. Teringat kebiasaan maskapai anak raja burung yang melepas penumpang dengan berpantun.
Sugeng rawuh di Bandara Internasional Jendral Ahmad Yani
Saat pesawat terbang berhenti dengan nyaman dan tanda silang sabuk pengaman berubah, saatnya kami turun. Eh enggak ding, begitu pesawat mulai jalan perlahan keluar dari landasan pacu banyak penumpang yang sudah mulai berdiri.
Bila mendapat tempat duduk di sisi jendela, simbok bisa santai turun nanti saat agak longgar. Namun duduk di sisi lorong perlu tanggap dengan kebergegasan penumpang lain. Meraih ransel dari kompartemen mengikuti arus penumpang turun melaui tangga pesawat pintu belakang.
Melenggang santai menuju aula kedatangan (arrival hall). Ke kanan untuk penumpang transit dan ke kiri untuk pengambilan bagasi dan keluar. Melihat mesin pemindai aplikasi di area sebelum pengambilan bagasi pengingat ketatnya penerbangan masa pandemi.
Tanpa bagasi yang harus diambil, simbok melenggang keluar. Biasanya penjemput sudah berada di areal ini. Koq sepi sekali ya. Melirik sekilas tokoh Jateng1 yang sedang asyik main catur. Ooh penjemput tidak diizinkan masuk sementara masih tersisa tanda kedatangan tokoh atau pejabat.
Keluar dari areal bandara menuju susuh simbok. Demikian flight report ala simbok. Penggembira gelaran acara komunitas komair.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H