Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Cagar Budaya Selokan Van Der Wijck, Irigasi Nadi Kehidupan

17 Mei 2023   07:37 Diperbarui: 17 Mei 2023   18:45 1410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selokan Van Der Wijck dan Buk Renteng. Berkisah tentang nadi kehidupan. Cagar budaya pengikat sejarah dan masa depan. Yook bersama menyusur selokan.

Jalur utama dari Yogyakarta jalur lingkar luar Barat ke Magelang umumnya melalui Jl Magelang -- Yogyakarta. Sesekali mari melipir dari jalur lingkar luar Barat menyusuri Gamping, Godean, Sayegan, Tempel menuju Magelang.

Perjalanan melipir dengan bonus luar biasa. Cagar budaya selokan Van Der Wijck atau lebih sering disebut Buk Renteng. Kawasan ini sering dibicarakan dan jadi jujugan para goweser. Selokan air jadi magnet incaran simbok kebun penyuka cagar.

Menyusuri sepotong ruas selokan Van Der Wijck

Bermula dari pasar Godean yang sedang direhap, perjalanan mengikuti bantuan peta Google hingga di Pasar Balangan. Hehe patokan paling mudah menggunakan pasar. Selanjutnya mengikuti GPS gunakan penduduk setempat alias bertanya langsung kepada warga.

Menyisir selokan Van der Wijck di jalan Nyangkringan (dokpri)
Menyisir selokan Van der Wijck di jalan Nyangkringan (dokpri)

Meluncur sepanjang jalan Nyangkringan. Nah terlihat selokan berada di ceruk antara jalan dengan pemukiman penduduk. Air berwarna kecoklatan pada bulan Maret 2023 masih musim penghujan. Kondisi saluran sangat terpelihara dan air mengalir lancar.

Inilah Buk Renteng, berada di dusun Tangisan, Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Buk Renteng berasal dari bahasa daerah Jawa. Buk dengan u disuarakan antara u dan o, artinya tembok rendah. Renteng (disuarakan seperti geser) artinya berjajar panjang.

Mobil mbrobos di bawah selokan (dokpri)
Mobil mbrobos di bawah selokan (dokpri)

Pada bagian ini posisi selokan saluran air berada lebih tinggi dari badan jalan. Melintas di atas jalan simpang ke desa lainnya, atau jalan simpang berupa trowongan di bawah kanal air. Ruas lainnya kanal melintang di atas kali alami.

Selokan melintas di atas kali alami
Selokan melintas di atas kali alami

Apa uniknya jalan atau saluran air melayang di atas jalan transportasi. Bukankah sudah jamak jalan layang tingkat sekian di kota besar? Mari menengok ke masa silam, bangunan kanal air ini dibangun tahun 1909. Teknologi lebih dari seabad lalu.

Pada beberapa tempat terdapat tangga dari jalan menuju ke saluran air. Melongok tepat di bibir saluran memandang bentang alam. Wow saluran meliuk dari hulu yang dibingkai pasangan Aki Merapi dan ibu Merbabu.

Selokan berlatar Merapi Merbabu (dokpri)
Selokan berlatar Merapi Merbabu (dokpri)

Menatap ke arah hilir, saluran meliuk mengikuti topografi. Serasa hampir sejajar dengan atap rumah penduduk. Perhitungan dan penataan debit air yang presisi. Agar air tidak melimpah dari badan selokan.

Bangunan Buk Renteng kini tampil bersih. Merunut dari jejak digital ada masanya bangunan buk tembok rendah ini penuh dengan tulisan. Pengunjung seolah berlomba menorehkan penanda. Kerjasama dengan komunitas atau berbasis masyarakat dalam pemeliharaan bangunan bersejarah.

Mendengar suara gemericik air mengalir. Menikmati bentang alam kawasan persawahan. Paduan hijau rumpun padi berseling mulsa penutup guludan tanaman sayuran. Berlatar gunung biru menjulang berpayung awan. Wow nikmat luar biasa, penyegaran tanpa biaya tambahan.

Kejelian menangkap peluang berlaku. Kehadiran sejumlah pengunjung meningkat di hari dan masa liburan. Sosok joglo Buk Renteng terlihat dari ruas lain kanal air.

Joglo peristirahatan penikmat buk renteng (dokpri)
Joglo peristirahatan penikmat buk renteng (dokpri)

Penikmat saluran air berhenti di beberapa ruas. Bermula dari ruas kanal di bawah badan jalan. Spot terkenal ruas kanal melintang di atas sungai dan jalan. Lanjut pada ruas kanal bersisian dan sedikit nangkring di atas badan jalan.

Perhentian ke empat, simbok kebun menyimpang dari ruas jalan besar. Menyusur sakuran kanal sedikit ke arah hulu. Selokan air menjadi pemisah atau penghubung ya antara pemukiman dengan persawahan.

Kawasan tempat festival Buk Renteng (dokpri)
Kawasan tempat festival Buk Renteng (dokpri)

Mendapati bantaran selokan berlatar hamparan sawah. Spot biasanya festival Buk Renteng digelar. Menjadi komponen wisata. Harmoni antara bangunan fisik, aspek sosial budaya masyarakat pengguna air selokan.

Pintu air pemasok selokan Van der Wijck (dokpri)
Pintu air pemasok selokan Van der Wijck (dokpri)

Lanjut sedikit sampailah di pintu air penataan debit melalui pengaturan tinggi muka air. Pertemuan dari dua sudetan Kali Progo dari arah hulu. Sebagian air dialirkan ke selokan Van Der Wijck, sisanya disatukan ke sudetan penyatu kea rah hilir. Terbayang serasa huruf Y.

Saatnya undur diri. Menyimpan keping penasaran lain kali berkunjung ulang di ruas yang lain. Informasi dari pemancing dan jejak digital selokan Van Der Wijck bersisian dengan hulu selokan Mataram. Wajar kalau membuat penasaran.

Cagar Budaya Selokan Van Der Wijck

Selokan Van Der Wijck memiliki status Cagar Budaya dengan No. Reg. 3404142001.2.2016.47. Selokan Van der Wijck adalah bagian dari bangunan bersejarah yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Masyarakat sekitar menyebutnya Buk Renteng. Berupa kanal atau saluran air nan Panjang. Nama Van Der Wijk diduga beliau pemimpin pembangunan selokan. Mari ikuti kaidah cagar budaya saat berkunjung dan menikmatinya.

Saluran yang dibangun pada tahun 1909. Saluran air yang berumur lebih dari 100 tahun ini sampai sekarang masih berfungsi dan tetap kokoh berdiri. Mengairi 20.000 ha sawah.

Hulu Selokan Van Der Wijk ini adalah Bendungan Karang Talun. Sumber pasokan dari Sungai Progo. Panjang selokan ini dari hulu hingga hilir di daerah Bantul mencapai 35 km.

Irigasi Nadi Kehidupan

Teknologi yang diterapkan mengacu pada teknologi negara Belanda yang piawai dalam pembangunan kanal. Diadaptasikan dengan ekologi setempat. Selalu kagum dengan kekuatan fisik bangunan dan masa guna bangunan lama. Terasa dasar penyusunan antisipasi jangka panjang.

Air sumber kehidupan (dokpri)
Air sumber kehidupan (dokpri)

Menempatkan sektor pertanian sebagai bagian penting penyedia pangan. Terbayang kalau dilihat dari atas, kinii dengan teknologi drone. Selokan ini laiknya nadi dari jantung air kali Progo. Mengalirkan air kehidupan ke daerah persawahan. Selokan irigasi nadi kehidupan.

Kesatuan bentang lahan menjadi bingkainya. Hulu berada di Provinsi Jawa Tengah. Areal sawah yang diairi adalah kawasan DIY. Pemeliharaan kanal irigasi pekerjaan lintas daerah administrasi.

Kali Progo sebagai kekayaan alam dimanfaatkan dalam azas kebersamaan. Muaranya adalah kesejahteraan petani. Kecukupan pangan bagi bangsa. Itu nampaknya pesan yang dialirkan oleh liukan selokan Van Der Wijck. Semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun