Mendapati bantaran selokan berlatar hamparan sawah. Spot biasanya festival Buk Renteng digelar. Menjadi komponen wisata. Harmoni antara bangunan fisik, aspek sosial budaya masyarakat pengguna air selokan.
Lanjut sedikit sampailah di pintu air penataan debit melalui pengaturan tinggi muka air. Pertemuan dari dua sudetan Kali Progo dari arah hulu. Sebagian air dialirkan ke selokan Van Der Wijck, sisanya disatukan ke sudetan penyatu kea rah hilir. Terbayang serasa huruf Y.
Saatnya undur diri. Menyimpan keping penasaran lain kali berkunjung ulang di ruas yang lain. Informasi dari pemancing dan jejak digital selokan Van Der Wijck bersisian dengan hulu selokan Mataram. Wajar kalau membuat penasaran.
Cagar Budaya Selokan Van Der Wijck
Selokan Van Der Wijck memiliki status Cagar Budaya dengan No. Reg. 3404142001.2.2016.47. Selokan Van der Wijck adalah bagian dari bangunan bersejarah yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Masyarakat sekitar menyebutnya Buk Renteng. Berupa kanal atau saluran air nan Panjang. Nama Van Der Wijk diduga beliau pemimpin pembangunan selokan. Mari ikuti kaidah cagar budaya saat berkunjung dan menikmatinya.
Saluran yang dibangun pada tahun 1909. Saluran air yang berumur lebih dari 100 tahun ini sampai sekarang masih berfungsi dan tetap kokoh berdiri. Mengairi 20.000 ha sawah.
Hulu Selokan Van Der Wijk ini adalah Bendungan Karang Talun. Sumber pasokan dari Sungai Progo. Panjang selokan ini dari hulu hingga hilir di daerah Bantul mencapai 35 km.
Irigasi Nadi Kehidupan