Siswa melakukan lapis demi lapis. Pendamping meminta salah satu siswa untuk masuk ke bis beton pengomposan, memadatkan materi dengan cara diinjak. Belajar sambil bermain. Energi siswa yang aktif disalurkan secara positif.
Kegiatan pengomposan dilanjutkan oleh kelompok berikutnya hingga selesai. Siswa melihat dan melakukan pelapisan untuk pengomposan. Mengamati untuk menjaga suhu panas selama awal pengomposan, bak bis beton ditutup plastik dengan rapat.
Tahapan pemeliharaan berikutnya, pengontrolan suhu, pembalikan, penyiraman pun pemanenan leachet cairan dari pengomposan akan dilakukan oleh tim kebun FPB. Mari lanjut dengan pembuatan ekoenzim.
Menarik menyimak bahan yang dibawa oleh siswa. Arahan saat pembekalan, siswa diminta membawa kulit buah ataupun buah yang mulai membusuk dan tidak dimanfaatkan dari rumah. Jenis buah yang biasa dikonsumsi di keluarga siswa.
Terlihat bawaan buah dalam kemasan berlogo toko ataupun masih terbungkus rapi oleh anyaman stereofom. Bermakna beberapa buah sangat layak konsumsi. Saatnya memberikan keterangan produk yang masih dikonsumsi dan limbah.
Tangan diajak terampil mengupas buah tanpa dicuci. Kulit buah tanpa dicuci dicampur buah mulai tidak segar diwadahi dalam wadah ataupun toples. Kemudian ditambahkan tetes dan air sumur.
Siswa mendapat pengetahuan pada permukaan kulit buah dan buah membusuk terdapat sejumlah mikroba. Sekaligus pengingat mencuci buah dengan air mengalir sebelum dikonsumsi. Sejumlah mikroba mempercepat proses pembusukan buah.
Campuran dasar ekoenzim, dititipkan di kebun praktik untuk diteruskan oleh tim PkM. Kegiatan dirancang partisipatif terbatas. Bagaimana mengelola gas hasil samping fermentasi tidak dibebankan kepada siswa kelas VII.
Ranah kognitif pemahaman masalah sampah dan limbah disentuh. Pemanfaatan secara sederhana melalui pengomposan dan ekoenzim diperkenalkan. Ranah psikomotorik, keterampilan memilah limbah mulai didapat. Teknik pengomposan dan ekoenzim sudah mereka lakukan.
Ranah afektif berharap dapat dikembangkan seturut dengan domain kognitif dan psikomotorik. Â Sebagian kemampuan menggali isu nyata sampah dan limbah di lingkungan sekitar dipahami. Belajar berkolaborasi dengan teman, guru dan pihak lain untuk memecahkan masalah tersebut.