Pembeli dari luar daerah selalu terkesima. Seni membentang tubuh ikan. Tampilan sekilas mengingatkan wayang kulit yang ditancapkan pada gedebog batang pisang.
Sebutan cakalang fufu merujuk pada cakalang yang diasap. Fufu, bahasa daerah untuk pengasapan. Pengasapan dengan cara yang khas sesuai tradisi yang berlaku.
Pengasapan menghasilkan warna daging yang khas. Juga tekstur, aroma yang semua berpadu pada rasa. Jadilah cakalang fufu oleh-oleh khas Sulawesi Utara.
Rasanya sayang untuk mengubah tampilan cakalang fufu di gerai. Disematkan pada jepretan kamera ponsel. Ikan yang dipilih siap dikemas.
Penjaja akan memotong tangkai sunduk bambu. Melepas rautan bagian rusuk. Jadilah belahan ikan, dibungkus dalam lembar kardus tebal. Melindungi kehancuran, sedikit dipres bentuk kemasan.
Tidak mengikuti bentuk kotak, mengurangi volume ruang. Untuk meredam aroma seluruh bungkusan dibalut selotip lebar. Jadilah tentengan mungil. Aman nyaman dibawa untuk buah tangan.
Melongok di marketplace, cakalang fufu tampil dalam kemasan praktis dan kedap udara. Berbeda tingkat pemanjaan mata dengan tampilan di gerai penjual. Apalagi dialog antar penjual dan pembelinya.
Menikmati cakalang fufu dengan aneka variasi. Digoreng langsung atau disuwir lanjut diolah dalam aneka menu. Menjajal mi cakalang dan nasi kuning cakalang di Manado jadi kenangan apik.
Cakalang fufu warisan budaya takbenda
Menyantap cakalang fufu bukan hanya masalah lidah dan ruang tengah alias lambung. Ekspresi budaya setempat. Budaya yang hendak diwariskan antar generasi.
Menulis tentang warisan budaya selalu berkaitan dengan dokumen penetapan. Legalitas proses panjang dari pengusulan, antri pada penilaian tim ahli. Usai penilaian tidak selalu lolos. Klimaksnya ada pada penetapan.