Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bangga Menjadi Anak Singkong

16 Februari 2023   21:16 Diperbarui: 19 Februari 2023   11:00 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi beberapa dekade lalu tentunya kenal lagu Singkong dan Keju. Ini penggalan liriknya. Aku suka singkong kau suka keju. Oh oh ...  Aku ini hanya anak singkong. Demikian seru ratap Arie Wibowo, penyanyi dari Salatiga.

Industri olahan singkong penggerak ekonomi

Lirik tersebut menjelma menjadi kekuatan ekonomi. Salah satu Kawasan di Salatiga menjadi Kawasan sentra UMKM industri olahan singkong. Aneka merk dagang  menyemarakkan jajaran gerai. Kelurahan Ledok, Argomulyo sebagai produsen paling kuat, mencapai 8 ton/hari (Kompas.com).

Singkong bertransformasi. Bukan lagi makanan kelas sekian. Menyodok menjadi suguhan di resto, hotel berbintang. Oleh-oleh olahan singkong tidak lagi dipandang sebelah mata.

Ikut meramaikan bursa niaga di market place menyemarakkan penjualan secara on line. Melampaui jejak dijajakan secara langsung dari rumah ke rumah. Ditata dalam wadah sederhana menjadi kemasan memikat pembeli.

Nah kali ini sahabat pembaca Kompasiana mari berkunjung ke produsen olahan singkong. Bukan di daerah sentra namun dari kawasan penyangga. Yaska 57 di kampung Kalilondo, Desa Sidorejo Kidul, Tingkir.

Terpikat dari cerita kiprah sahabat kebun yang sekian warsa mendampingi perajin. Bermula dari produk olahan gemblong cotot. Yup gumpalan gethuk singkong berisi gula pasir kemudian digoreng.

Saat menyantapnya, hati-hati begitu digigit isian gula yang mencair bisa muncrat. Itulah si gemblong cotot. Kini tampilan makin kece, dibentuk mirip pastel. Tersedia dalam wujud frozen yang siap goreng. Cikal bakal gemblong cotot ini dilekatkan pada produsen.

Memasuki kampung Kalilondo dengan jalan yang asri. Rumah produksi olahan singkong ini mudah ditemukan. Lingkungan produksi yang nyaman menjadi bagian dari rezeki warga sekitar.

Pada kunjungan ini Simbok menemani adik yang sudah kontak dan memesan aneka produk untuk dibawa ke luar propinsi. Ditemui oleh teruna putra sang empunya gerai yang gesit melayani pembeli. Berderet daftar pemesan melalui proses kirim barang.

Ragam produk olahan singkong (dokpri)
Ragam produk olahan singkong (dokpri)

Pada gerai berjajar freezer dengan aneka jenis olahan singkong. Singkong siap goreng/kukus aneka rasa, stick singkong, timus ubi ungu, kroket, gemblong dll. Inovasi varian selalu dituntut oleh konsumen. Tidak hanya sajian ala biasanya.

Menyimak teruna pebisnis olahan singkong mengemas pesanan partai besar. Kemasan untuk reseller menyasar pembeli langsung. Transaksipun mengikuti perkembangan, tidak harus tunai merambah mata uang digital.

Transaksi produk olahan singkong (dokpri)
Transaksi produk olahan singkong (dokpri)

Ingin mencicip secara langsung dapat pesan penganan matangnya. Minta izin menelusur ke bagian produksi. Sejumlah pegawai sebagian anggota keluarga tengah giat melakukan proses.

Proses produksi (dokpri)
Proses produksi (dokpri)

Mulai pengupasan, pencucian hingga pengolahan dan pengepakan. Memenuhi pesanan, memasok sediaan bagi pembeli langsung. Produk ini juga sudah merambah ke marketplace.

KWT dan industri olahan singkong (dokpri)
KWT dan industri olahan singkong (dokpri)

Beberapa pegawai perempuan melakukan tugasnya. Sejiwa dengan penamaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Sri Rejeki, Kelurahan Sidorejo Kidul. Sri Rejeki, rezeki dari Dewi Sri ibu pertiwi.

Inisiasi, pendampingan pun pembinaan dari dinas terkait diterima oleh unit usaha ini. Kiranya juga merambah pada penjaminan kualitas, peluang pemodalan hingga perluasan pasar. Menjadi sarana putaran roda ekonomi perdesaan.

Sumberdaya lokal industri plahan singkong (dokpri)
Sumberdaya lokal industri plahan singkong (dokpri)

Mata nyalang Simbok menangkap pengelolaan sumber daya lokal secara berantai. Kulit singkong dikumpulkan, dilayukan dan dijadikan campuran pakan ternak. Ada kayu bakar sebagai sumber energi memasak.

Pasokan kayu bakar dari lingkungan sekitar memadai. Bersifat renewable dengan penanaman kayu bakar, pematah angin (wind break) di tepian ladang. Penganekaragaman sumber energi untuk keberlanjutan usaha.

Menyigi kelumintuan pasokan bahan baku, Mas teruna menjelaskan kerjasama dengan pemasok. Mengenali karakter singkong dari aneka daerah asal. Ada pasokan singkong yang disebutnya 'mblenyek' menyimpan kadar air tinggi dalam umbinya.

Singkong dalam bingkai budaya

Pernyataan anak singkong sering kali berkonotasi dengan 'keterbatasan' baik dalam hal daya beli, budaya maupun penguasaan teknologi.

Membayangkan singkong mengait pada gambaran lahan tandus, suasana kering, rumah dan taraf hidup sederhana. Anak-anak bermain dengan perawakan di bawah berat standar kesehatan. Yah pendeknya singkong dilekatkan pada simbul kemiskinan.

Berbagai pendekatan budaya mencoba menggeser paradigma tersebut. Koes Plus melalui syair ... orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman .... mengajak kita memaknai bahwa singkong merupakan bagian dari berkat.

Ada lagi juragan singkong bernama Sentika dari Alaswangkal. Mengundang Srintil dari Dukuh Paruk, Dawuan untuk tayuban di hari Kemis Manis. Sekaligus menjadi gowok bagi Waras anak lelakinya (Lintang Kemukus Dini Hari (Bagian Keempat), buku ke 2 Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karya Budayawan dan Sastrawan tenar Ahmad Tohari, Gramedia, 1985).

Melalui singkong Sentika dimampukan secara ekonomi memiliki rumah magrong-magrong dan harta melimpah. Menjadi direktur dengan sebutan majikan yang menaungi karyawan para batur dan pemikul. Serta mengangkat harkatnya secara sosial sehingga bisa duduk sederajat bahkan mengatur Lurah.

Transformasi Singkong: Perubahan paradigma pangan

Singkong yang berasal dari Brasil. Memiliki nama latin Manihot utilissima (Pohl.), Manihot esculenta (Crantz sin). Terlibat dalam perubahan jaman secara dinamis.

Indonesia merupakan produsen singkong peringkat lima (5) di dunia data FAO 2020. Produsen teratas adalah Nigeria. Singkong memiliki kontribusi ekonomi nasional yang bermakna. Lima besar provinsi penghasil singkong ada Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta.

Indonesia, produsen singkong peringkat lima tingkat dunia (databoks.katadata.co.id)
Indonesia, produsen singkong peringkat lima tingkat dunia (databoks.katadata.co.id)

Mengantisipasi perubahan iklim global, perhatian dunia melalui FAO atas penyediaan pangan bergeser. Ketangguhan singkong dan kesiapannya menjadi salah satu pilarnya. Singkong tidak lagi sekedar cemilan ngrowot aras lokal. Siap menjadi bagian gala dinner di kancah internasional.

Transformasi di bagian hilir ini dibarengi pula transformasi di bagian hulu. Dulu menanam singkong selama 9--12 bulan untuk varietas dalam. Puslitbangtan pun melepas tanaman ketela pohon siap dipanen pada umur 6--8 bulan untuk varietas Genjah.

Penghematan waktu yang cukup berarti. Secara makro dalam pengurangan biaya produksi yang diharapkan meningkatkan gairah pelaku bisnisnya. Singkong mengikuti filosofi waktu adalah modal.

Bangganya jadi anak singkong

Nah mencermati dinamika transformasi singkong ini, tentu terjadi transformasi perilaku. Seiring peningkatan kualitas produk.

Terima kasih, teruna pelaku bisnis industri olahan singkong. Nilai tambah dari produk olahan atas bahan baku. Selamat terus berkreasi. Kita bangga menjadi anak singkong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun