Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Rasa Bahasa Merdesa di Kompasiana

24 Januari 2023   14:39 Diperbarui: 25 Januari 2023   07:33 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melanglang di rimba Kompasiana, pembaca diajak berkelana dari pohon artikel ke anggitan para penulis. Keanekaragaman sajian bukan hanya masalah substansi. Cara menaja suguhan dengan variasi gaya.

Nikmat rasa bahasa yang khas, unik dari setiap penggubah karya. Pastinya mengedepankan nilai logis, sistematis pun etis secara budaya Nusantara. Pengenalan hingga penyemaian nilai aspek kesusastraan yang mewarnai rasa bahasa yang diracik.

Rasa bahasa bukan hanya masalah penerapan tata bahasa. Mencakup gaya berbahasa si penulis menyampaikan gagasannya. Bagaimana cara menyapa dalam komunikasi dengan pembacanya.

Bahkan rasa dan gaya berbahasa menjadi penciri setiap penulis Kompasiana. Semacam signature, ini karya rekan Kompasianer puan Indah Juwita atau tuan Bagus Bijaksana. Pun gaya slengekan ala Limbuk.

Setiap penulis silakan menuangkan rasa bahasa secara merdesa di Kompasiana. Merdesa? Salah ketik mungkin, merdeka kah maksudnya atau ala desa? Bukan loh ini tidak salah ketik, beneran merdesa.

Mari mengulik di kbbi.web.id/:

merdesa/mer*de*sa/ /merdesa/ a layak; patut; sopan (beradab): perkataan yang tidak --; kelakuan dan perbuatan yang --

Nah kan ada kosakata merdesa yang bermakna patut, sopan, beradab disesuaikan dengan norma yang berlaku. Bila setiap gagasan disampaikan dengan logis, sistematis pun etis. Dikemas dalam rasa bahasa merdesa, amboi alangkah indahnya.

Tidak hanya gagasan bahkan kritik masukan pun tentunya lebih mudah diterima dengan kaidah dan gaya kemasan komunikasi tersebut. Tujuan tercapai dengan meminimalkan bias komunikasi. Kena iwake aja nganti buthek banyune, kata pepatah Jawa. Ikan tertangkap tanpa membuat air keruh.

Selamat menikmati dan mengemas rasa bahasa merdesa dan merdeka di Kompasiana. Salam hangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun