Penulisan artikel sesederhana apapun melalui tahapan. Diracik tema, dirangkai pola atau alur pikir, diterakan kata kunci. Penyajian pola pikir secara sistematis, logis, etis dengan gaya bahasa pribadi, semisal ala simbok.
Tentunya tidak ada salahnya mencari informasi di ChatGPT laiknya kita mencari di mesin pencari lain. Hasil kita telaah disajikan sesuai pemahaman pola pikir. Memperkaya wacana pandang kita.
Ini contoh kecil saat simbok kebun masukkan frasa Limbuk. Dua mesin pencari raksasa yang tetap eksis hingga saat ini menyajikan senarai sumber. Sedangkan ChatGPT langsung menuliskan rangkumannya.
Hiks Limbuk tertunduk kelu ternyata ChatGPT tidak mengenalnya. Mungkin terlalu spesifik lokal. Kembali semangat saat muncul respon chat tentang Kompasiana. Nggak jadi ngambek, tetap saja menjadi pengalaman Limbuk menjajal ChatGPT untuk menulis artikel di Kompasiana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI