Beberapa bulan terakhir berseliweran topik chatGPT di Kompasiana. Aneka telaah digelar. Mulai dari pengenalan, kegunaan, kekhawatiran pendidik, aneka kiat guru hingga strategi optimalisasi peran teknologi tersebut.
Lah, Limbuk bersama Simbok kebun ikutan kepo kan ya. Menyimak percakapan pun artikel kompasianer begawan ditingkah celotehan ramai di kebun. Sederhananya serasa korespondensi dengan pakar. Merasakan sensasi percakapan dengan mesin secara langsung.
ChatGPT merupakan fitur dalam sistem percakapan otomatis yang dikembangkan oleh industri open AI yang diinisiasi oleh Mas Elon Musk. Implementasi kecerdasan buatan (artificial intelligence). Generative Pre-trained Transformer (GPT) yang menyajikan rangkuman olahan informasi dalam bahasa yang komunikatif.
Selama ini kalau kita mencari di mesin pencari tentang sesuatu hal akan muncul senarai panjang sumber informasi. Kita akan memilih sumber, menelaah dan merangkumnya menjadi suatu pengetahuan ataupun tulisan.
Nah dengan ChatPGT mesin percakapan otomatis akan menjawab apa yang kita inginkan secara langsung. Serasa menyimak pakar berkorespondensi, menjawab pertanyaan kita dengan mengetik langsung dihadapan kita.
Mumpung masih masa trial, mari menjajal. Cukup berbekal alamat surel dan nomor kontak. Kita kenali dashboard awal yang menaja contoh, kapabilitas, dan keterbatasan. Mengawal kita dalam penggunaannya.
Hasil jawabannya dapat kita gunakan sebagai bagian bahan pembelajaran. Tentunya kita juga dibekali dengan kekritisan memilah memilih untuk melakukan validasi dengan sumber lain. Menggunakan referensi baku sebagai validator.
Setiap teknologi memiliki kelebihan disisi kekurangan. Optimasi penggunaan tetap ada pada ranah keputusan pengguna. Untuk kebaikan mempermudah langkah atau sarana penyelewengan makna. Pertimbangan praktis, logis dan etis memandunya.
Aha semisal nih, Limbuk hendak meracik artikel di Kompasiana. Tentang blablabla, dimasukkan ke dalam ChatGPT. Keluarlah hasil rangkuman. Bisakah langsung digabung jadi artikel final? Bisa disemprit admin dan pembaca.
Semisal saat ditanyakan tentang cara membuat artikel yang baik. Muncul 5 tahapan dari pemilihan topik, riset, struktur, penulisan hingga penyuntingan. Bisa dilanjut regenerate respons, bertambah item referensi menjadi 6 butir perhatian penting.