Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menulis Meminimalkan "Wastra Lungset ing Sampiran"

5 Januari 2023   10:57 Diperbarui: 5 Januari 2023   11:19 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wastra lungset ing sampiran, pakaian kusut di gantungan, sayang sekali kan. Begitupun pakaian keterampilan atau keunggulan setiap orang. Mari menulis meminimalkan kesia-siaan anugerah tersebut.

Wastra lungset ing sampiran

Secara wantah, wastra lungset ing sampiran bermakna pakaian kusut di gantungan. Merupakan pasemon atau kiasan menyia-nyiakan kepandaian atau keterampilan hidup yang dimiliki. Pengingat untuk jangan dibiarkan hanya kusut hingga susut tanpa digunakan semestinya.

Ilustrasi wastra ing sampiran (dokpri)
Ilustrasi wastra ing sampiran (dokpri)

Setiap orang pasti mengenakan pakaian. Menjaga kesehatan, adab kesantunan pun kehormatan diri dengan busana. Tak dibiarkannya pakaian kusut di gantungan dengan sia-sia.

Berakar dari pengetahuan lokal. Tumbuh dan berkembang menjadi nilai yang dianut dan dihormati dalam komunitas setempat. Terinternalisasi menjadi suatu kearifan lokal. Setiap daerah memiliki ujarannya sendiri. Pastinya terjalin dalam rantai kesatuan menjadi sesuatu yang bernilai global.

Setiap carik hingga lembar wastra sangat berharga. Bagian dari limpahan berkat talenta dalam kehidupan. Sangat sayang hingga pantang bila dibiarkan kusut tergantung tanpa guna. Digunakan agar bermanfaat buat diri sendiri pun lingkungan terdekat dan sekitar.

Wastra dimaknai sebagai pakaian yang dikenakan sebagai perangkat kehidupan. Tidak disebutkan bahan sutra atau rayon. Bukan pula secara khusus mantel bulu atau sepotong kemben. Tidak ada klasifikasi khusus dalam kosa kata wastra, sesuatu yang sangat berharga.

Setiap kita mengenakan wastra apapun wujudnya. Begitupun setiap kita diperlengkapi perangkat keterampilan hidup. Kepiawaian mengolah penganan, menjaga kebugaran, mengelola keuangan, mengoptimalkan sumber daya manusia.

Menulis meminimalkan wastra lungset ing sampiran

Merespon kiasan wastra lungset ing sampiran, manusia melakukan aneka cara meminimalkannya. Mengoptimalkan pemakaian wastra agar berdaya guna. Melakukan dalam keseharian, menularkan alias diseminasi melalui aneka model komunikasi.

Salah satunya adalah dengan menuliskannya dan menjadi asupan publik. Mari kita lihat platform Kompasiana melalui perspektif kiasan wastra lungset ing sampiran. Pengelola memfasilitasi penulis berbagi mengenakan wastra yang dimilikinya.

Bagian kategori mengakomodasi wastra kemampuan aneka genre tulisan. Fiksiana, Halo Lokal, Cerita Pemilih, Humaniora, Money, Olah Raga dan aneka ragam menampung wastra penulis. Kemudahan akses hingga tayang memudahkan pengguna berbagi kemanfaatan wastra kekhasannya.

Cairnya komunikasi dan saling dukung antar penulis dan pembaca melumerkan rasa sungkan dan ragu untuk saling berbagi wastra. Mengenali wastra keunggulan masing-masing. Mengemasnya dalam anggitan tulisan yang dengan sukacita dibagikan.

Empunya wastra fiksiana berbagi kehalusan diksi dan gantian menyesap visi inovasi. Pemilik wastra analisis politik menaja fakta diseling lonjakan adrenalin dari artikel olah raga. Lah, Simbok kebun anteng menyimak aroma wangi dan kehangatan wastra yang digelar.

Yook, bersama  melirik di sampiran rumah, adakah wastra yang terpajang hingga lungset. Sayang sekali kan, bisa dibagikan dalam wujud tulisan. Wastra kian kinclong karena sering terasah, hingga saatnya aus puas. Tersenyum sang empunya karena sudah dioptimalkan penggunaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun