Sekilas terjepret Kutus-Kutus Omah Siliran Heritage. Terlihat begitu banyak rumah dengan arsitektura unik. Beberapa menjadi galeri batik yang kawentar. Belum lagi yang difungsikan untuk wisata kulineran.
Kampung Pesindenan mengingatkan simbok pada Sinden Waljinah. Yuup, kampung ini merupakan hunian abdi dalem sinden. Sinden atau waranggana yang memiliki tugas nembang pada gelar karawitan.
Aha, hampir terkecoh saat membaca nama Kampung Gamelan. Ingatan melayang pada gamelan yang mencakup gong, saron, kenong dkk. Eh, ternyata Kampung Gamelan adalah tempat tinggal kelompok abdi dalem gamel, yang bertugas mengurus kuda milik Sultan. Terjepret Dalem Gamelan yang berada di Jl Gamelan.
Lain waktu bisa diualang lagi untuk susur kampung dan menyesap suasana budaya khasnya. Setiap kampung tumbuh dari sejarah budaya lokal. Setiap budaya lokal tumbuh seiring waktu, kreatif adaptif dengan suasana kekinian.
Terbayang betapa tuntutan gen kreatif di wilayah kelurahan Panembahan ini. Festival Kreatif Lokal sangat responsif dipantik. Lah setiap kampung memiliki keunikan lokal. Tak ayal wilayah ini dinamis dalam ranah kepariwisataan. Semoga tetap berakar pada pakem budaya lokal sehingga tidak luntur identitas luhurnya.
Panembahan - Desa Wisata Ramah Berkendara
Simbok lansia merasa sangat nyaman blusukan naik becak tilik jeron beteng di Panembahan. Fasilitas jalan sangatlah nyaman, lah iya kan dalam kawasan keraton ya. Penataan jalur sangat jelas. Terasa Desa Wisata Ramah Berkendara.
Semoga setiap pengguna jalan menerapkan adab kesantunan dalam berkendara dan berlalulintas. Mengingat kawasan ini sangat strategis. Banyak pengunjung ingin menikmati keunikan setiap sudutnya.
Ini jepretan di Jl Gamelan. Aneka kendaraan bersisian dari kendaraan bermotor beroda 4, sepeda motor, becak, juga pesepeda kayuh dan penikmat jalan kaki. Suasana jalan terasa teduh dengan jajaran pohon Tanjung.