Cagar Budaya Plengkung Wijilan alias Plengkung Tarunasuro
Jajaran gerai gudeg menandai Jl Wijilan dan Plengkung Wijilan atau Plengkung Tarunasuro. Posisi di sebelah Timur dari Alun-alun Utara. Dulu menjadi pintu masuk utama warga untuk sowan ke lingkungan keraton.
Penamaan Plengkung Wijilan mengikuti nama Kampung. Sedangkan penamaan Tarunasuro, penanda pada zamannya plengkung strategis ini dijaga oleh para prajurid muda. Mengingat peran plengkung Wijilan sebagai pintu masuk wilayah keraton.
Saat kunjungan, kegiatan pemugaran dan perawatan juga sedang berlangsung. Pemugaran dengan tetap mempertahankan arsitektura aslinya. Ada kegiatan pengerokan dan pengecatan ulang. Kembali minta izin naik melalui tangga sebelah plengkung, mengedarkan pandang pada jalur Panjang di atas tembok beteng.
Susur Kampung Wisata di Kelurahan Panembahan
Saatnya kami kembali ke pangkalan asal. Perjalanan Kembali menyisir Jl Wijilan, Jl Gamelan dan belok kanan ke Jl Langensastran Lor. Sel otak memetakan geografis wilayah kampung yang kami lalui. Setidaknya terekam Kampung Langenharjan/Langenarjan, Kampung Siliran, Kampung Gamelan, Kampung Wijilan, dan Kampung Langensastran.
Setiap kampung dengan nama uniknya. Langenarjo bermakna persinggahan yang menyenangkan. Tata pemukiman pun pranata sosial budaya yang berlaku.
Beberapa kampung berdasar nama keahlian abdi dalem. Kampung Siliran berada di sebelah Timur Kampung Langenarjan. Pojok Beteng Timur berada di kampung ini. Kata Siliran berasal dari abdi dalem silir yang bertugas mengurus lampu keraton.