Merunut sejarah menelusur kehidupan. Museum Manusia Purba Sangiran menyajikan rekonstruksi kehidupan sejak 2 juta tahun lalu. Mari melongok situs Warisan Budaya Dunia UNESCO di negeri sendiri.
Situs Manusia Purba Sangiran (The Sangiran Early Man Site)
Indonesia memiliki 5 Situs Warisan Budaya UNESCO. Salah satunya adalah Situs Manusia Purba Sangiran (The Sangiran Early Man Site). Memiliki no registrasi penetapan Nomor 593 pada tahun 1996.
Tidak mudah untuk mendapat pengakuan sebagai Situs Warisan Budaya UNESCO. Situs harus memiliki Nilai Universal Luar Biasa (Outstanding Universal Value). Nilai universal luar biasa yang melampaui batas nasional.
Memiliki arti penting bagi generasi sekarang maupun mendatang dari semua umat manusia. Nilai universal luar biasa yang memerlukan perlindungan permanen terhadap warisan ini. Merupakan kepentingan utama bagi masyarakat internasional secara keseluruhan.
Situs Manusia Purba Sangiran memenuhi persyaratan tersebut. Lolos untuk kriteria no 3 dan 6 dari 9 kriteria. Kriteria (iii), memiliki keunikan atau sekurang-kurangnya pengakuan luar biasa terhadap tradisi budaya atau peradaban yang masih berlaku maupun yang telah hilang.
Kriteria (vi) Secara langsung atau nyata dikaitkan dengan peristiwa atau tradisi yang berlaku, dengan gagasan, atau dengan keyakinan, dengan karya seni dan sastra yang memiliki nilai universal yang signifikan (gln.kemdikbud.go.id).
Situs Sangiran secara geomorfologi berada di area Kubah Sangiran. Merupakan bagian dari depresi Solo, di kaki Gunung Lawu. Memiliki luas area mencapai 56 km melintas tiga kecamatan di Sragen (Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh) serta Kecamatan Gondangrejo yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar.
Situs Sangiran menjadi sumber penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Mencakup keberadaan penanda evolusi (perubahan fisik) manusia. Juga evolusi fauna, dinamika flora hingga kebudayaan lingkungan yang terjadi sejak dua juta tahun yang lalu.
Museum Manusia Purba Sangiran