Hujan asam menerobos ekosistem sungai. Hewan air tercekik lalu mati. Bagaimana nasib pangan berantai? Tersendatlah aliran energi. Bergelimangan jasad menjadi bangkai.
Hujan asam sulfur dan nitrogen oksida menyisakan endapan. Terhirup manusia mengganggu pernapasan. Menyentuh fungsi tenggorokan. Pun sebabkan iritasi mata gangguan penglihatan. Hujan asam merambah ranah kesehatan.
Hujan dan deposit asam merangsek bangunan. Melarutkan dinding berkapur hingga lantai marmer andalan. Gerogoti pancang besi melalui karat korosi tak mampu ditahan.
Cagar budayapun menyela bicara. Pelarutan materi oleh hujan dan deposit asam sungguh parah mendera. Akankah peradaban manusia cidera?
Sesaat insan diam dalam perenungan. Bagaimana menghambat hujan asam dan mencegah kerusakan. Upaya agar lestari lingkungan.
Kuncinya ada pada pengelolaan pembakaran bahan bakar fosil. Kalau bisa menggunakan ulang, mengurangi limbah dan mendaur ulang mengapa harus selalu memproduksi. Penggunaan secara bijak sumber energi bumi.
Memperbanyak ruang terbuka hijau. Agar bumi lestari kemilau. Flora fauna mendukung burung berkicau. Terhadap keserakahan usah silau.
Sederai hujan mengucap salam. Labuhkan nyanyian pilu nan kelam. Melaui secuil goresan kalam. Mari jaga kelestarian alam.
Catatan: edisi nekad menjajal prosa liris lingkungan dibayangi kebingungan.
Agni: api; tirta: air
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H