Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

[Embun Kebun] Jati Meranggas

7 September 2021   07:47 Diperbarui: 7 September 2021   07:57 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jati, tumbuhan menghadirkan banyak arti dalam kehidupan. Hmmm sedapnya nasi jamblang Cirebon yang beralaskan daun jati. Antik dan apiknya perabot rumah tangga yang berasal dari tunggak jati.

Pemandangan unik apik saat kemarau. Pohon Jati yang semula tampak hijau merimbun berangsur beralih rupa. Daun mulai mengering lalu berguguran. Tampak meranggas merana seolah jemari menengadah ke langit biru.

Jati meranggas.... sekilas membuat cemas.... hendak matikah, menyerahkah pada kering ganasnya kemarau.

Kala jati merimbun hijau, betapa banyak dan luas total daun yang menyelimutinya. Bila setiap jengkal daun melakukan penguapan berapa banyak air yang diperlukan. Saat air tanah cukup, tidak menjadi soal. Justru bagian dari siklus air hijau.

Saat kemarau, air tanah menyusut. Pasokan tidak seimbang dengan penggunaan. Alam menyiasati dengan tatanan. Secara sadar dan rela pohon jati meresponnya dengan menggugurkan daun.

Meranggas sebagai upaya bertahan hidup. Menekan penguapan air. Berdamai dengan lingkungan. Meneruskan kehidupan secara arif tanpa keluh.

Kemarau menghadirkan kisah tersendiri bagi kawanan Jati. Udara dan guguran daun kering. Gesekan angin kadang memantik percikan api. Kebakaran alami terkendali. Kebakaran bukan pembakaran.

Api yang menjilat lantai hutan membungkus biji jati yang tersembunyi. Biji tua yang terpelanting dari induknya. Panas api meretakkan kulit biji yang sangat keras.

Biji dengan kulit meretak siap menghisap air pada musim hujan berikutnya. Air kehidupan merembes melalui retakan. Menyentuh dan membangunkan embrio calon kehidupan. Kemarau menata regenerasi alami jati.

Pengetahuan lokal yang diadopsi dengan pendekatan teknologi kekinian. Biji jati dikenal dengan sifat dormansi alias tidur nyenyak. Jilatan api dimodifikasi dengan perendaman biji dalam air panas, penipisan kulit keras hingga aneka perlakuan. Pematahan dormansi sebutannya.

Jati meranggas menyapa hati insan pelintas. Bersediakah menggugurkan daun kehidupan saat kemarau melanda. Kemarau dan daun dalam rupa apapun dalam keseharian.

Kemarau menyiapkan biji kehidupan. Bersediakah biji kehidupan dibakar, dilukai hingga meretak untuk menghidupkan sisi hakiki. Biji kehidupan dan retakan yang merupa apapun dalam keseharian.

Sekilas ancas dari jati meranggas. Salam embun kebun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun