Ada kalanya kemarau berupa menguapnya kepercayaan diri. Merawatnya menjadi bagian dari kesejukan dan rasa tenang teduh. Usapan dukungan pemulihan kepercayaan ini ibarat merawat tunas menjadi ranting rimbun.
Kemarau kehidupan yang membuat hati gersang dan berdebu juga cita hati t’rasa sendu. Hanya satu kerinduan kapankah mendung datang mengalun. Hanya saat hati dimampukan memandang mendung sebagai anugerah yang mengalun itulah saat kemarau pergi berganti.
Selamat menikmati melodi kemarau dalam diary harmoni syukur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H