Gasing mainan edukasi dolanan tradisional. Bagian warisan budaya pemersatu bangsa. Kaya dengan filosofi kehidupan. Mari simak narasinya.
Sahabat pembaca Kompasiana mengenal permainan gasing? Yup gasing jenis mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Permainan yang ditengarai berakar dari budaya rumpun Melayu, menyebar di seantero Nusantara. Bahkan juga di negara-negara tetangga.
Awalnya saya mempersepsikan gasing sebagai permainan dari Jawa tengah khusus untuk laki-laki. Pemainnya bisa berkelompok maupun solo. Material gasing antara bambu dan kayu.
Persepsi saya bergeser. Kekaguman saya pada permainan gasing mencuat saat menyaksikan gelar permainan tradisional Nusantara. Gasing bukan sekedar permainan. Racikan filosofi, warisan budaya yang kaya rasa.
Agustus 2015, yak 6 tahun silam. Mas Endi Aras Agus Riyono mengadakan pameran di pendapa rumah Sitinggil, Muncul-Banyubiru-Semarang. Tidak jauh dari Salatiga. Siapakah sih beliau?
Mas Endi Aras sapaan akrabnya dikenal sebagai Bapak Gasing Nusantara. Luar biasa beliau dengan tekun berburu dan mengumpulkan aneka gasing Nusantara. Beliau mengelola Museum Gasing dan Gudang Dolanan
Bukan sekedar mengumpulkan benda mainan/dolanan gasing. Menelusur kisah, merunut filosofi juga keragaman. Hasilnya luar biasa, warisan budaya tiada tara.
"Gasing menjadi bagian dari pengikat kebinekaan ya Mas. Betapa antar daerah yang dipisahkan oleh laut memiliki unsur kesamaan gasing sang pemersatu" begitu awal ungkapan kekaguman saya.