Bundo Sariamin Ismail sastrawati besar. Membabar karya pembelajaran melalui aneka media. Termasuk pemilihan nama pena. Tersirat kearifan lokal didalamnya. Bagian dari sejuta kebaikan.
Selasih dan Seleguri bukan kategori tanaman pangan pun perkebunan. Tumbuhan yang ada di sekitar keseharian. Merupa dalam bumbu penyedap hingga jamu pemelihara kesehatan.
Selasih berpangkal dari ruku-ruku, lekat dengan kuliner Sumatra. Begitupun Seleguri bahasa Melayu. Bundo Sariamin Ismail melekatkan diri pada akar budaya lokal Sumatra Barat. Budaya yang tidak terlepas dari budaya Nusantara bahkan bagian dari budaya global.
Berpikir global bertindak secara lokal. Think globally - act locally begitu seruan kekinian. Betapa Bundo Sariamin Ismail melalui selasih seleguri telah menyerukan saat itu. Seabad yang lalu.
Bundo Sariamin Ismail juga meneladankan kiprah literasi membaca menulis layaknya selasih seleguri. Menjadi bagian kuliner dan kebugaran keseharian. Kebutuhan kehidupan.
Membaca dan menulis menyegarkan layaknya tonikum dari selasih. Mengait gelora energi. Memelihara semangat diri dan lingkungan.
Literasi layaknya seleguri memelihara kesehatan. Betapa kini terasa kiprah membaca menulis sebagai sarana kesehatan. Memerangi penyakit enggan baca tulis.
Tarimo kasih, Bundo Sariamin Ismail. Duta kearifan Selasih Seleguri Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H