5. Disesuaikan dengan kondisi lokal. Bagi daerah dengan areal pertanian terbatas, materi berkebun yang diberikan semi hidroponik dan bercocok tanam vertikal yang dapat digantung dipagar rumah.
Mari dibuat variasi sesuai kesediaan lahan yang ada. Tidak ada petakan tanah, pagar pun jadi. Tanam di wadah yang dicantelkan.
6. Mempergunakan materi yang aman. Peralatan maupun bahan yang dipergunakan dirancang aman baik secara fisik maupun kimia.
7. Pendampingan. Usia kanak-kanak dengan rasa ingin tahu luar biasa. Mari berikan pendampingan, bukan selintas lalu dilepas.
Tim kebun menyediakan cukup banyak pendamping/mentor saat kegiatan. Selain pendampingan individu, mentor menstimulis kerja sama antar peserta. Nah melatih keterampilan sosial. Belajar berbagi kegiatan.
8. Menyisipkan kedisiplinan dan pembelajaran kehidupan. Kegiatan berkebun bukan hanya hal teknis. Menjadi sarana menyisipkan nilai kehidupan.
Saat kanak-kanak konvoi ke lahan gandum dengan antusias heboh. Rumpun gandum sedang memasuki tahap pembungaan yang rentan terhadap goncangan. Mentor memberikan aba-aba dan kanak-kanak dengan patuh menaatinya.
Berbaris di tepian hamparan saat mendengarkan penjelasan. Ada selipan mengingat, semisal materi sekolah minggu tentang ilalang di ladang gandum?...Inilah penampilannya, ceria di ladang gandum. Ih mirip ya dengan padi. Bukan loh mirip rumput, bantah yang lain.