Presentasi layaknya gelaran aksi di panggung. Ibarat dalang yang menghidupi dan menghidupkan lakon cerita dan penunjangnya. Melibatkan keterampilan berbahasa. Mari simak narasinya.
Sahabat pembaca Kompasiana, seberapa sering anda mengikuti dan melakukan presentasi? Inilah suasana yang kadang lolos dari amatan.
Seluruh indera terpancang oleh gelar aksi sajian konten yang memikat. Ada kalanya konten sudah pernah didapat atau malah menjadi prioritas kedua. Penyajinya yang membuat terpana mampu menguarkan aura semangat serasa menghipnotis audien. Melekatkan pesan dan kesan.
Presentasi adalah variasi bentuk komunikasi lisan. Seseorang menyampaikan informasi, ide ataupun gagasan kepada audien. Melibatkan interaksi antara pembawa atau pembicara dengan pendengarnya.
Kegiatan ini merambah pada aneka bidang. Kedinasan maupun kegiatan kemasyarakatan. Bukan hanya monopoli pendidikan pengajaran ataupun bisnis. Dilakukan oleh aneka lini manajemen.
Presentasi merupakan resultante kekuatan konten dan penyajian. Konten adalah raja, kata orang. Namun konten yang kuat juga perlu didampingi penyaji yang mumpuni. Kalau konten adalah pilihan lakon carita, daya pikatnya adalah dalang yang menghidupkannya.
Presentasi dan Keterampilan Berbahasa
Menyiapkan konten maupun mengeksekusi presentasi memerlukan keterampilan berbahasa. Meliputi membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keempatnya membentuk sinergi dan melibatkan seluruh indera.
Mari kita ulik saat mempersiapkan presentasi. Penyaji mengawalinya dengan membaca sebagai pasokan materi. Indera mata dioptimalkan. Bahkan ada kalanya melibatkan indera telinga saat menggali materi dari nara sumber langsung.