Istilah baku untuk tata nama ini adalah "nama ilmiah" (scientific name). Berlaku secara universal sehingga dapat dipahami dengan sama makna oleh orang dimanapun. Kembali mengambil contoh Oryza sativa semua orang dimanapun mengenal wujud dan karakternya apapun bahasa lokalnya.
Nah masyarakat umum sering kali menyebutnya sebagai "nama latin". Ada benarnya namun tidak tepat sepenuhnya. Dasar penamaan ada yang berasal dari bahasa Latin, dilatinkan atau penghargaan atas nama deskriptornya.
Semoga semakin banyak yang terbiasa mencantumkan tata nama tumbuhan disamping nama lokalnya. Tidak menggantikan loh, karena nama lokal didalamnya ada pengetahuan dan kearifan yang melekat. Sepakat kan kalau tata nama tumbuhan bukan sekadar gaya.
Bagaimana dengan aturan penulisannya?Â
Tatanama binomial selalu menempatkan nama genus/marga di awal dan diikuti nama spesies/jenis. Penulisan nama genus selalu diawali dengan huruf kapital atau huruf besar dan nama keterangan spesies selalu diawali dengan huruf biasa alias huruf kecil. Menggunakan huruf miring semisal Oryza sativa.
Penulisan pertama disajikan lengkap, baru pada penulisan selanjutnya diizinkan dengan menyingkat genus alias marga. Semisal Oryza sativa selanjutnya O. sativa.
Sungguh mohon maaf artikel ini bukan karya seseorang yang tahu betul tentang taksonomi. Mari bagi yang ingin belajar rinciannya membaca sumber dari penulis dengan otoritas taksonomi yang pas. Lebih kepada menebar kebiasaan menuliskan tata nama tumbuhan agar dapat sambung rasa dengan pembacanya.
Edukasi dan Topangan Aplikasi Nama Tumbuhan
Masih ingat saat belajar Ilmu Hayat (ketahuan kan era penulisnya), guru mengajar dengan sangat menyenangkan. Sepulang sekolah sambil berjalan pulang diminta mencatat 3 tata nama tumbuhan yang dijumpainya. Lain kali dari makanan yang dihidangkan di rumah. Haha O. sativa sangat melekat bukankah hampir setiap hari berjumpa.
Melekatkan tata nama tumbuhan bukan sebagai beban kewajiban namun sebagai penyerta bahasa komunikasi. Tata nama tumbuhan menjadi bahasa pemersatu rasa bukan sekadar gaya. Tentunya disesuaikan dengan lingkup keseharian. Intinya edukasi yang menyenangkan.
Apakah harus hafal tata nama tumbuhan? Bagaimana kalau lupa atau belum pernah tahu namanya? Selalu ada cara. Zaman dahulu dengan kunci taksonomi. Berikutnya dengan bantuan mbah Google... mencocokkan foto dengan aneka foto yang tampil.