Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Bank Indonesia Antara De Javasche Bank dan Cagar Budaya

7 Juli 2021   16:20 Diperbarui: 4 Juli 2022   05:28 2849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara tentang bank, bukan hanya sebatas produk dan transaksi. Bank bagian dari sejarah peradaban budaya bangsa. Mari simak narasi Bank Indonesia antara De Javasche Bank dan Cagar Budaya.

Museum Bank Indonesia, Kota Tua Jakarta

Gedung Museum Bank Indonesia Kota Tua, Foto oleh @b.I.chong (museumnusantara.com)
Gedung Museum Bank Indonesia Kota Tua, Foto oleh @b.I.chong (museumnusantara.com)
Ketertarikan untuk melongok bangunan Bank Indonesia bermula dari kunjungan sangat lama saat tilik anak sambil blusukan. Tujuan yang diincar adalah kawasan bersejarah Kota Tua. Kompleks gedung bersejarah.

Salah satunya yang langsung memikat pandang adalah Gedung Museum Bank Indonesia. Masuk dan melongok aneka ruang yang ditata dengan kesatuan fungsi. Penataan yang modern kontekstual tanpa meninggalkan sisi sejarah.

Bagian dari tonggak sejarah perbankan di Inonesia. Bermula dari De Javasche Bank yang didirikan pada tahun 1828. Bangunan perdana yang diikuti dengan De Javasche Bank di kota lain.

Pada tahun 1953, Bank Indonesia dibentuk dengan menggantikan fungsi dan peran De Javasche Bank. Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral. Memainkan tiga peran utama yaitu di bidang perbankan, bidang moneter dan sistem pembayaran.

Mengikuti tuntutan perkembangan zaman dibangunlah gedung yang lebih representatif di tempat lain. Nah sayang kan gedung bersejarah dengan arsitektura apik ini. Dewan Gubernur BI bersepakat melestarikan gedung tua BI ini sebagai museum sarana edukasi.

Menurut bi.go.id penetapan gedung bersejarah BI sebagai cagar budaya seturut dengan SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.475 tahun 1993. Visi yang diembannya adalah "Menjadi wahana sumber informasi tentang sejarah Bank Sentral Indonesia yang terpercaya, informatif, modern dan menarik yang dikelola secara profesional"

Museum sebagai representasi bangsa senantiasa memperbaharui konsep pelayanan sesuai dengan sasaran pengunjung. Estafet nilai perbankan antar generasi. Kini layanan mewadahi karakter generasi muda dengan sentuhan digitalisasi.

Menyentuh aneka ranah sumber belajar melalui ragam indera. Sajian diorama dilengkapi dengan immersive cinema. Melihat, mendengar, menyentuh, merasakan diharapkan menguatkan kesan pembelajaran.

Perwujudan hiburan edukatif yang menyenangkan. Keterpaduan dengan layanan sarana ibadah, ketersediaan parkir yang memadai. Juga wahana pengisi perut pun kebutuhan untuk ngariung semisal diskusi maupun forum yang lain.

Museum Bank Indonesia Kota Tua ini meraih aneka prestasi. Menyabet penghargaan museum terbaik dalam kategori sejarah/arkeologi pada tahun 2011. Sebagai museum pintar dan museum terbaik pada tahun 2014.

Cagar Budaya Bangunan Bank Indonesia Yogyakarta

Bank Indonesia Yogyakarta di Senja hari (dokpri)
Bank Indonesia Yogyakarta di Senja hari (dokpri)
Saat blusukan di kawasan Nol Kilometer Yogyakarta, tampilan gedung ini menjadi salah satu daya pikat. Keanggunan arsitektura gedung megah berwarna putih. Apalagi bila hari berangsur senja. Kerlip lampu menyinari dan aura gagah berwibawanya semakin menguar.

Bank Indonesia Yogyakarta (dokpri)
Bank Indonesia Yogyakarta (dokpri)
Berkali melongok tidak akan menimbulkan rasa bosan. Minimal bagi simbok penyuka blusukan. Meski sekalipun belum pernah masuk, cukup mengagumi dari tepi jalan.

Menurut BPCB Yogyakarta, inilah cikal bakal BI Yogyakarta. Bermula dari kantor cabang De Javanche Bank ke-8 yang dibuka pada tanggal 1 April 1879. Pemberlakuan UU No.11/1953 pada 1 Juli 1953, De Javanche Bank berubah menjadi Bank Indonesia.

Bangunan dengan ciri arsitektur Eropa ini mendapat penetapan sebagai cagar budaya bangunan dikelola oleh BPCB Yogyakarta. Dokumen penetapan melalui Per.Men Budpar RI No. PM.07/PW.007/MKP/2010.

Cagar budaya BI Yogyakarta (dokpri)
Cagar budaya BI Yogyakarta (dokpri)
Gedung Bank Indonesia terletak di Jalan Senopati No. 4 Yogyakarta. Sila menikmati saat berkunjung ke Yogyakarta. Sambil mecaki dawaning lurung (menyusuri sepanjang jalan....kenangan). Berada sederetan dengan cagar budaya Kantor Pos dan gedung BNI.

Bank Indonesia cabang Yogyakarta bagian perjuangan bangsa dan cagar budaya. Saling melengkapi dengan peran lembaga keuangan lain semisal pegadaian. Pegadaian Tempel contohnya, sesama cagar budaya.

Mari singgah: Catatan Harian, Melongok Cagar Budaya Pegadaian Tempel, Yogyakarta

Cagar Budaya Bank Indonesia Solo Calon Museum Uang

Impian simbok pemblusuk untuk masuk ke bangunan Bank Indonesia, terwujud melalui BI Solo. Ada sambatan macul dengan BI diantaranya BI Solo. Kembali menikmati fasad gedung kuna megah menjulang.

Bonus menyusuri bagian dalamnya yang apik. Tata ruang fungsional menopang pekerjaan pada zamannya. Terasa ruang depan pelayanan dan bagian privasi.

Eks gedung BI Solo diusulkan menjadi museum uang (sumber:merdeka.com)
Eks gedung BI Solo diusulkan menjadi museum uang (sumber:merdeka.com)
Secuil pengalaman unik dengan Bank Indonesia. Pernah meminta tolong teruna kebun untuk mengambil data yang diperlukan untuk penyelesaian paculan. Sudah ada pembicaraan sebelumnya dengan pemangku kepentingan terkait.

Weladalah lupa membekali teruna kebun tentang tata cara busana untuk memasuki BI. Nah bagian dari citra BI sebagai bank sentral, tentunya pengunjung pun perlu menyesuaikan. Mengingatkan pepatah ajining raga gumantung busana.

Bank Indonesia Solo juga bagian dari sejarah. Berawal dari De Javasche Bank di Solo yang berdiri pada 1867. Sedikit lebih tua dari cabang Yogyakarta. Memiliki keunikan tersendiri karena berada di pedalaman bukan di pesisir, mengingat kemudahan transportasi laut pada zaman itu.

Geliat perekonomian di Solo saat itu memiliki peran strategis. Sektor perkebunan, industri batik bahkan kesenian wayang orang menjadi pilar ekonomi. Pertimbangan pendirian kantor cabang  lembaga perbankan.  

Layanan BI Solo juga bertransformasi sesuai dengan teba tugasnya. Bangunan gedung baru modern siap mewadahi kiprahnya. Untuk apa nih bangunan cantik bersejarahnya? Museum uang adalah rencana yang dicanangkan. Warisan budaya yang tak terkira nilainya.

Mari singgah: Indonesia dalam Kancah Situs Warisan Dunia UNESCO

Bangunan gedung BI Solo termasuk bagian dari 172 cagar budaya. Selaras dengan keputusan Wali Kota Solo No. 646/116/1/1997 (direvisi tahun 2013). Penetapan bangunan-bangunan dan kawasan kuno bersejarah yang dilindungi menurut UU No. 5/1992 ( Solopos.com).

Gedung Bank Indonesia Semarang

Sepaket dengan sambatan cangkulan di Solo, mendapat kesempatan blusukan di BI Semarang. Mak gedandap harapan menikmati gedung kuna sirna. Berhadapan dengan gedung megah.

Arsitektura gedung BI Semarang menerapkan teknologi polesan panel glass-reinforced-concrete (GRC). Walah simbok mana tahu teknik sipil bangunan. Penampakannya yang kokoh menjulang dipengaruhi oleh muatan lokal badan candi di Jawa.

Gedung BI Semarang (sumber: seputarsemarang.com)
Gedung BI Semarang (sumber: seputarsemarang.com)
Bank Indonesia cabang Semarang bermula dari De Javasche Bank pada tahun 1829. Setahun setelah BI di Kota Tua Jakarta. Mengindikasikan peran strategis sektor perekonomian Semarang dan sekitarnya. Bekas gedung De Javasche Bank di Jalan Pemuda No. 3, sekarang menjadi kancab Bank Jateng.

Cagar Budaya Bank Indonesia Padang

Amatan akan cagar budaya BI Padang ini bagian dari bonus blusukan tahun 2013. Melintas Padang belum sah kalau tidak melongok Teluk Bayur dan Jembatan Siti Nurbaya. Ini mah pendapat pribadi simbok.

Saat melintas jembatan Siti Nurbaya di Batang Aro sekitar Muaro, terlihat gedung megah nan putih. Refleks, buka jendela kendaraan dan jepreett. Barulah terbaca papan nama Bank Indonesia.

Museum BI Padang (dokpri)
Museum BI Padang (dokpri)
Lanjut melongok dari cagar budaya kemendikbud, olala bersorak inilah Museum Bank Indonesia Padang. Memiliki No. Regnas: CB.   562, SK Penetapan No SK : PM.54/PW.007/MKP/2010, Tanggal SK : 22 Juni 2010, Tingkat SK : Menteri. Jenis Cagar Budaya: Bangunan.

Pastinya simbok penggembira cagar budaya sangat senang berkesempatan melongok, sungguh melongok dari jendela kendaraan yang melaju. Apalagi ini museum BI di luar Pulau Jawa.

Bank Indonesia Padang bermula dari De Javasche Bank pada tahun 1864 (cnnindonesia). Sedikit lebih tua dari BI Solo yang 1867. Sektor ekonomi dari hasil bumi apa nih pendukungnya.

Sumatera Barat kaya dengan hasil perkebunan selain energi tambang. Semisal batubara Sawahlunto. Eks pertembangan Sawahlunto menyabet penetapan Warisan Budaya Dunia versi UNESCO.

Mari singgah: Keanekaragaman Warisan Dunia Wujud Prasasti Kehidupan

Kata Pemungkas

Menyimak kiprah perbankan di Indonesia tak terbatas dengan pengenalan dan edukasi produk. Bank juga bagian dari peradaban budaya bangsa. Meneropong perbankan dari aspek cagar budaya juga bagian dari memperingati Hari Bank Indonesia, 5 juli. Dirgahayu Bank Indonesia.

Artikel ke 250 di Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun