Anak bawang, kehadiran staf baru dengan aneka kemudaannya. Suntikan energi baru dan harapan regenerasi kesinambungan perusahaan maupun instansi. Bagaimana menjembataninya dengan nilai dunia kerja? Anak bawang, regenerasi, dan mentorship penyelarasnya.
Anak bawang
Sahabat teruna Kompasiana, andai Anda seorang karyawan baru di tempat kerja yang anda masuki. Mari saya temani Anda menapakinya. Adukan rasa ya antara buncahan harapan dengan aneka pertanyaan.
Mantapkan langkah, Anda sedang menjemput pengalaman. Pastinya sudah berbekal aneka pengetahuan yang banyak tersebar di laman ini. Mulai dari kesediaan diri beradaptasi, semangat mempelajari hal baru. Utamanya attitude unggah-ungguh menempatkan diri.
Bisa jadi Anda seorang lulusan baru (fresh graduate). Teman Anda adalah sesama karyawan baru dengan aneka pengalaman dari tempat kerja sebelumnya. Usah gentar mari berjuang bersama.
Mari buka bejana hati. Menerima segala bentuk penggemblengan diri dengan nuansa hati positif. Anda adalah aset baru yang berharga. Harapan pembawa pembaharuan bagi instansi yang merekrut Anda.
Anda adalah pembelajar baru yang haus akan asupan pengalaman. Tak ragu mencoba dan bertanya. Saatnya mengembangkan diri melebihi potensi internal Anda. Semesta akan menopangmu.
Pembaca Kompasiana yang budiman, mari bayangkan suatu lembaga ataupun perusahaan yang personilnya hampir 100% senior baik dalam hal umur ataupun pengalaman. Mungkin saja luar biasa keragaannya. Bagaimana dengan kesinambungan eksistensinya?
Berpegang pada keberlanjutan, perencanaan sumber daya manusia salah satu pilarnya. Apapun namanya semisal man power planning. Mulai dari ketepatan waktu perekrutan, kepakaran yang dibutuhkan hingga aneka upaya peningkatan kapabilitas dari staf yang direkrut.
Kehadiran staf baru adalah buah dari perencanaan sumber daya manusia. Upaya dengan kegiatan yang berbiaya mahal. Menyambut staf baru yang sering dianalogikan dengan anak bawang layaknya menyambut bibit baru kesinambungan lembaga.
Setiap anak bawang adalah mata rantai regenerasi. Bagian dari estafet keberlanjutan usaha. Setiap staf baru adalah potret anda eh kita sekian waktu lalu. Binar semangatnya cerminan harapan anda dan saya. Mari wujudkan impiannya sebagai mitra bersama.
Anak bawang, regenerasi, dan mentorship
Anak bawang hadir dengan semangat dan keunggulan potensi diri. Dunia kerja menyambut dengan visi, misi, dan budaya kerja yang khas sesuai warna lembaga. Terentang jarak antar keduanya. Bagaimana menjembataninya?
Pendampingan ya mentorship sebagai titiannya. Perusahaan menyediakan mentor sebagai pendamping dan pembimbing. Anak bawang staf baru sebagai mentee yang siap menjalani proses pendampingan.
Melalui pendampingan, visi, misi dan budaya perusahaan ditransfer kepada staf baru. Terjadi komunikasi interaksi antara dunia kerja dengan staf baru. Proses yang sangat terbuka dengan aneka hasil.
Bisa jadi bibit baru si anak bawang tumbuh lebat sesuai dengan karakter lingkungan dunia kerja dan sentuhan rawatan sang mentor. Kelak menjadi aset yang sangat berharga dan menjadi mentor andalan bagi anak bawang berikutnya.
Adakalanya proses transfer nilai dunia kerja tidak berhasil. Anak bawang juga individu merdeka. Menilai nilai visi, misi, dan budaya lingkup kerja dengan kritis. Nilai turnover karyawan sering dijadikan parameter.
Anak bawang dan dunia kerja memiliki posisi tawar yang seimbang equal. Dunia kerja membutuhkan staf baru untuk regenerasi. Staf baru membutuhkan lapangan kerja untuk pengembangan eksistensi diri dan penghidupan.
Selamat anak bawang, Anda adalah perwujudan regenerasi dunia kerja. Pengelola sumber daya manusia perusahaan ataupun instansi, mari sambut staf baru dengan program pendampingan antau mentorship. Mengasah batu berharga bagi dunia kerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H