Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mi Berbahan Tepung Lokal Mendukung Kedaulatan Pangan

6 April 2021   16:04 Diperbarui: 6 April 2021   22:02 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembuatan tepung mocaf (dokpri)

Masih ada kisah menarik dari mi talas ini. Pada tahun 2018, empat mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, memperoleh medali emas dalam The 5th International Young Inventors Award (IYIA) 2018. Teruna bangsa ini mempresentasikan karya mi tepung talas yang difortifikasi dengan daun katuk. Melaju meninggalkan peserta dari 15 negara di dunia.

Mi labu kuning

Berikutnya adalah mi labu kuning. Labu kuning bukan hanya menghiasi dongeng sebagai kendaraan Cinderella. Labu kuning juga anugerah kecukupan pangan.

Mempergunakan pola yang sama, tepung labu kuning juga dapat menjadi alternatif komposisi mi. Mengurangi penggunaan tepung terigu. Kajian untuk komposisi yang menghasilkan karakter mi enak yang disukai dan nilai gizi yang menyehatkan tetap dilakukan.

Mi substitusi tepung labu kuning (sumber: bisnisukm.com)
Mi substitusi tepung labu kuning (sumber: bisnisukm.com)
Potensial dikembangkan untuk industri rumah tangga, industri skala kecil. Penguat perekonomian pedesaan. Terutama pada daerah sekitar penghasil labu kuning. Sinergi antara pelaku pertanian lapang dengan bisnis industri kecil.

Wasana kata

Demam seruan, kita semua suka mi, sedang riuh pada topik pilihan Kompasiana. Memilih sudut pandang agak berbeda. Mari kita suka mi apalagi mi enak yang berbahan dasar sebagian substitusi tepung lokal. Daya ungkit industri kecil menengah. Bagian pendukung kedaulatan pangan.

Salatiga, 6 April 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun