".... formasi X terbentuk pada zaman Pleistosen ... perhatikan tekstur pejal batuan andesit ...." Terngiang pitutur berharga dari Eyang Rahmat. Saat itu saya menyarikan batu bertutur peradaban bangsa melalui sisi kemampuannya menyuburkan lahan.
Sejarah membuktikan catatan perkembangan budaya kehidupan terpahat pada lempengan, wungkulan maupun bangunan bebatuan aneka ukuran. Menjadi warisan budaya antar generasi, laiknya batu bertutur. Prasasti lintas zaman bagian dari ketidakabadian.
Artikel Kompasianer Mas Wuri Handoko tentang pelesestarian warisan budaya dan investasi pariwisata sungguh menggelitik. Menggerakkan jemari simbok untuk merajut ulang artikel dalam bingkai pendukung.
Borobudur Warisan Budaya Dunia
Candi Borobudur merupakan salah satu keajaiban dunia .... Peradaban bangsa kita dicatat sejarah di kancah internasional. Mendapat penetapan warisan budaya dunia (World Heritage) dari UNESCO pada tahun 1991. Borobudur menjadi salah satu asset monumental bangsa bahkan dunia. Bagian dari keistimewaan leluhur kita.
Silakan baca:Â Indonesia dalam Kancah Situs Warisan Dunia UNESCO
Kapan dan bilamana sahabat pembaca Kompasiana mengunjungi Borobudur? Bebatuan penyusun Borobudur pun bertutur kebanyakan pengunjung mengelusnya, saat darmawisata sekolah.... Saat mengantar anak-anak (atau sebaliknya diantar orang tua).... Saat mengantar tamu.....
Mendambakan Borobudur juga menjadi impian kunjungan nasional bangsanya. Manula yang semasa mudanya kurang memiliki waktu berkunjung diantar kerabatnya. Semakin meningkat jumlah pengunjung yang memiliki waktu mendengar bebatuan bertutur melalui intensnya amatan.
Pengunjung yang mengagihkan waktu dan hati menyimak batu bertutur. Lebih dari sebagai latar belakang foto unggahan. Melampaui foto sebagai penanda destinasi.