Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Seni Memanen Air Hujan

9 Januari 2021   18:33 Diperbarui: 10 Januari 2021   04:18 1704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Embung Nglangeran (sumber:idntimes.com)

Lah kalau ini tidak perlu kita buat. Masyarakat di Ladakh pegunungan Himalaya yang melakukannya. Mereka memiliki masalah kekurangan air untuk lahan pertanian karena saat musim semi air masih sering membeku dan sebelum musim panas berakhir cadangan air sudah habis.

Menyiasatinya bisa dengan cara mengumpulkan air hujan dan mengalirkannya untuk mengalami pembekuan bertahap menjadi stupa es. Kemudian akan mencair secara bertahap menjadi sarana irigasi. Ladang pun menghijau, panen kembali melimpah. Kini diadopsi di daerah lain yang memiliki masalah sejenis.

Silakan membaca: Antara Stupa Es di Himalaya dan Embung di Daerah Karst, Kearifan Lokal Menyiasati Kekeringan

Nah para sahabat pembaca Kompasiana, mari memanen air hujan. Kita lakukan dengan cara yang kita bisa. Mulai skala rumah tangga hingga areal. Mensyukuri, berkat hujan kan tercurah.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun