Terkenang mata merem-melek refleks kekaguman saat guru Sekolah Dasar (SD) bercerita tentang Ngarai Sianok pada pelajaran Ilmu Bumi. Berpuluh tahun kemudian, respon senada saat terpana menatap tebing terjal dan Bukik Takuruang di dasar lembah Sianok. Cerita yang membekas, menyemai mimpi untuk menggapainya.
Salah satu daya pikat blusukan adalah berkesempatan mengunjungi Taman Kebumian (geopark). Tidak masalah berupa geopark lokal, apalagi kalau tingkat Nasional. Bonus luar biasa kala merasai geopark dunia versi UNESCO (UGGp). Semisal UGGp Gunung Sewu maupun perolehan teranyar UGGp Kaldera Toba.
Nah kali ini kisah tentang Geopark Ngarai Sianok. Melongok mengaguminya pada tahun 2013. Berhasil mendapat penetapan sebagai Geopark peringkat Nasional pada tahun 2018 dengan kesatuan Geopark Maninjau-Ngarai Sianok. Melongoknya dari dua titik yaitu Bukik Takuruang dan Taman Panorama.
Bukik Takuruang
Melaju ke dasar lembah di tengah hari, mari sempatkan mampir sejenak di kedai itiak lado ijo. Siapkan energi dengan kuliner lokal yang kawentar untuk menyusur sebagian lembah atau ngarai.
Melintas batang Sianok yang berair jernih, hamparan sawah menghijau subur. Aktivitas petani berpadu dengan kumpulan bujang cilik bermain di batang Sianok. Kehidupan lembah/ngarai Sianok terasa memadukan alam dan arus wisata.
![Bukik Takuruang di lembah dan Batang Sianok (dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/25/dscn1385-jpg-5fbe039a8ede486f001780e2.jpg?t=o&v=770)
![Keteguhan Bukik Takuruang (dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/25/dscn5224-jpg-5fbe035e8ede485ecf389e63.jpg?t=o&v=770)
Menyeberangi Cafe dengan konsep unik berbasis sawah, kami tiba di hamparan bebas. Perpaduan gejala geologi alam, ekologi kawasan ngarai dan budaya setempat menjadi dasar racikan wisata di Bukik Takuruang.
Menghampiri tepian Batang Sianok, tampak bekas aliran air dengan hamparan pasir dan tonjolan batuan di sana-sini. Berdasarkan penjelasan Uni Bukik sahabat ngeblog yang menemani kami, biasanya aliran menderas di jalur ini.
![Aliran Batang Sianok (dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/25/batang-sianok-2011-ki-2013-ka-5fbe03f2d541df24bc5ad5a2.jpg?t=o&v=770)
Aliran Batang Sianok yang dinamis. Mencari jalan aliran saat aliran awal terganggu. Batang Sianok menitip pesan penataan penggunaan lahan di daerah hulu maupun konservasi di setiap lini aliran. Kerjasama instansi yang berwenang, masyarakat setempat juga kepatuhan pengunjung menjaga kelestarian lingkungan.
![Bukik Takuruang gagah memikat (dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/25/bukit-takuruang-teguh-menjulang-memikat-jpg-5fbe04438ede480753029342.jpg?t=o&v=770)
Taman Panorama, melongok ngarai
 Mari bergeser arah, menikmati bentang alam Ngarai Sianok dari Taman Panorama. Pengunjung berhadapan dengan suatu lembah tidak terlalu lebar, lumayan memanjang. Berpagarkan tebing terjal. Pahatan Agung, keunikan geopark Ngarai Sianok.
Teringat cerita guru tentang gejala geologi yang khas membujur di Pulau Sumatera. Pertemuan gaya desak lempeng Australia dan lempeng Eurasia. Memunculkan bentang jajaran Bukit Barisan. Juga patahan besar yang lazim disebut sesar semangko.
![Ngarai Sianok, amblesan bumi berpagar patahan tebing (dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/25/ngarai-sianok-jpg-5fbe049754917f4e2745c652.jpg?t=o&v=770)
Perpaduan gejala geologi yang membentuk lembah. Lembah hijau subur dengan Batang/Sungai Sianok yang mengalir di dasarnya. Jadilah Ngarai Sianok. Hamparan lembah yang dipagari oleh bukit-bukit bertebing curam.
Secara administratif wilayah, Ngarai ini membentang dari sisi Selatan Nagari Koto Gadang hingga Nagari Sianok Enam Suku. Tampak fisik dengan kedalaman tebing hampir 100 meter bervariasi antar titik dengan lebar lembah sekitar 200 meter.
Bersyukur mendapat dongeng geologi yang dikisahkan oleh para guru dengan menarik. Bukan hanya masalah batuan dan formasi, sekaligus perwujudannya dalam rupa bentang alam yang mempesona.
![Situs cagar budaya Gua Jepang (dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/25/situs-cagar-budaya-gua-jepang-5fbe04e354917f61d9698723.jpg?t=o&v=770)
Ada bagian yang memikat, di seberang Taman Panorama. Terlihat jajaran mobil parkir kemudian untaian bentukan fisik meliuk seolah merapat di tebing. Olala itulah Janjang Saribu.
![Ngarai Sianok, janjang saribu di sisi kanan (dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/25/dscn5299-jpg-5fbe053354917f4e5e6c3cd3.jpg?t=o&v=770)
Kini takikan asli telah salin rupa menjadi fasilitas rekreasi menjadi semacam tembok berjenjang semacam tembok raksasa di Beijing. Great wall kreasi masyarakat Minang. Nah kan, bisa trekking, belajar sejarah sekaligus sosial budaya setempat. Hiks saya harus puas dengan menatapnya dari kejauhan, sangat menyadari kapasitas lutut.
Apresiasi untuk penataan jalur pergerakan di Taman Panorama ini. Diharapkan tidak terjadi penumpukan pengunjung di satu titik. Rasanya setiap spot menyuguhkan panorama yang memikat dengan latar Ngarai Sianok subur dibingkai tebing terjal. Pahatan Agung dari Sang Pencipta, Kreator Sejati. Berlatar menjulangnya Gunung Singgalang di kejauhan.
![Parade lukisan di Taman Panorama (dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/25/dscn5285-jpg-5fbe058c8ede484f5875bc62.jpg?t=o&v=770)
Geowisata Geopark Nasional Ngarai Sianok
Pencapaian status geopark Nasional yang penuh perjuangan ini kiranya menjadi dasar pengembangan Ngarai Sianok. Geopark selalu mendasarkan pada diversitas. Diversitas geologi, keragaman flora fauna juga keunikan budaya lokal.
![Ngarai Sianok laboratorium alam (dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/25/dscn5293-jpg-5fbe06558ede4874ce48af82.jpg?t=o&v=770)
![Satwa bagian geopark Ngarai Sianok (dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/25/dscn5298-jpg-5fbe05c5d541df165d4db832.jpg?t=o&v=770)
Saat di lembah Sianok, dekat dengan Bukik Takuruang, sempat singgah sejenak di kebun bunga dahlia milik masyarakat lokal. Luar biasa keragaman dahlia yang teramati. Suasana lembah seolah terkurung dengan kondisi ekologi yang khas tentunya didukung oleh keragaman flora fauna.
Keunikan budaya lokal. Kami datang ke Ngarai Sianok, kami ingin berjumpa dan belajar dengan budaya khas setempat. Budaya penunjang yang unik semisal tenun khas di Pandai Sikek. Menjaga warna budaya khas menjadi tantangan tersendiri. Estafet pewarisan budaya, bukan konservasi budaya statis.
Atraktif, kemudahan akses, dan sumber daya wisata merupakan pilar pengembangan wisata. Ngarai Sianok memilikinya. Apalagi dengan penyatuan kluster sekitar dan event yang telah terkenal sebelumnya. Tour de Singkarak bagian dari modal pengembangan wisata Sumatera Barat.
Untuk geowisata atau wisata kebumian diperlukan penunjang edukasi kebumian. Semisal theater yang menyajikan keragaman geologi Ngarai Sianok. biodiversitas juga upaya pelestarian budaya lokal.
Tentunya sangat perlu dibarengi dengan penataan lalu lintas kota. Bukittinggi cukup padat. Berbagi dan bersinergi dengan kluster sekitar yang memiliki keunikan wisata kiranya menjadi pertimbangan.
Tertarik blusukan ke Taman Bumi/Geopark Ngarai Sianok nan elok?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI