Segala sesuatu indah pada saatnya. Pengharapan masyarakat Sumatera Utara dan Bangsa Indonesia akan pengakuan Geopark Kaldera Toba (GKT) sebagai Unesco Global Geoparks (UGGp) terwujud. Melongok situs unesco.org, mendapati Kaldera Toba sudah bertengger manis memperpanjang daftar perolehan UGGp Indonesia.
Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark ke 5 Indonesia
Bulan Juli menjadi bagian sejarah ketamanbumian bagi Indonesia. Pada tanggal 7 Juli 2020, persidangan Dewan Eksekutif United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di Paris menyepakati penetapan Kaldera Toba sebagai UGGp.
Kaldera Toba menjadi bagian dari 15 UGGp baru penetapan 2020. Komponen 161 total Global Geoparks Network (GGN) yang tersebar di 44 negara.
Melengkapi pengakuan empat (4) UGGp sebelumnya yaitu Batur (Bali), Gunung Sewu (kawasan Selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur), Cileteuh-Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), Rinjani (Lombok). Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark ke 5 Indonesia. Mengukuhkan pengakuan terbanyak di kawas ASEAN, diikuti oleh Vietnam yang kini memiliki 3 UGGp.
Kaldera Toba antara Berkat dan Kepercayaan
Berkat penetapan Kaldera Toba sebagai UGGp mengandung muatan kepercayaan besar. Ada mandat memuliakan warisan bumi dan tugas mulia menjamin keberlanjutan kehidupan masyarakat yang bermartabat.
Warisan bumi yang luar biasa. Kaldera Toba menjadi saksi aneka peristiwa geologi dahsyat. Menghasilkan penampakan bentang bumi yang eksotik menawan. Ada amblesan, pemunculan, patahan pun rupa-rupa gejala kebumian. Geologi yang sering berselimut mitologi.
Nah dari aspek sosial budaya masyarakat juga sangat unik. Secara umum, kita hanya mengenali suku Batak yang bermukim di kawasan Kaldera Toba. Senyatanya terdapat aneka ragam sebutan Batak dengan tatanan kemasyarakatan yang khas.
Keutamaan ragam aspek geologi dan kebumian pada umumnya, kemelimpahan keragaman hayati juga pernak pernik budaya kawasan Kaldera Toba adalah kekayaan Ibu Pertiwi. Biarlah ini menjadi kajian para pakar di bidangnya masing-masing.
Sinergi antara upaya memuliakan warisan bumi sehingga mampu menjamin keberlanjutan kehidupan masyarakat yang bermartabat adalah kemuliaan yang luar biasa. Kerjasama serta kerja cerdas antar sektor pastinya sangat diharapkan.
Sisi yang selalu mencuat dengan perolehan pengakuan UNESCO Global Geopark adalah keterbukaan. Dunia merasa ikut memilikinya sebagai laboratorium global. Perhatian tidak hanya melalui mata, telinga dari bacaan. Akan menggerakkan kaki untuk mengunjunginya.
Keterbukaan menarik rantai aksesbilitas. Persinggungan tata cara antara pengunjung dan empunya Kaldera Toba. Kekukuhan memegang tradisi dapat menjadi kekuatan sekaligus hambatan. Globalisasi selalu memiliki aspek positif dan 'tanda awas'. Semoga tata budaya Kaldera Toba yang unik dapat tetap dimuliakan laiknya tata cara budaya Bali saat membuka diri.
Aspek ekonomi yang sangat dekat dengan penetapan UGGp Kaldera Toba adalah antisipasi pariwisata. Geowisata atau wisata kebumian. Pengunjung tidak hanya disuguhi eloknya panorama, namun ada sisi edukasi kebumian. Juga menjadi bagian penanaman kesadaran memelihara kelestarian alam.
Ibarat kereta api, lokomotif geowisata akan menarik gerbong yang lain semisal transportasi, akomodasi, bisnis kuliner hingga aneka sajian budaya lokal. Semoga tetap menonjolkan keunikan tradisi budaya setempat.
Pesona Gisik Geopark Kaldera Toba
Nah ini bagian sajian ringan ala simbok kebun tentang setitik gisik Geopark Kaldera Toba (GKT). Entah daya magis apa yang disemburkannya, kawasan Kaldera Toba menghantui sejak pembelajaran di SD. Menjadi bagian mimpi kadang obsesi untuk berkunjung.
.... Danau dengan panjang 100 km, lebar 30 km dan kedalaman 505 m ini merupakan danau terbesar di Indonesia. Berada di kaldera gunung berapi Toba Purba. Letusan dahsyat yang menghasilkan kaldera cekungan yang akhirnya terisi air, inilah danau Toba. Proses geologis, memunculkan pengangkatan dasar kaldera di bagian tengah ke permukaan menjadi Pulau Samosir yang berada di tengah danau Toba.... Pengetahuan sederhana saat kanak-kanak yang melekat hingga kini.
Eh mendapat kesempatan melongoknya menggelorakan semangat yang luar biasa. Keterbatasan sumberdaya pendukung membuat penetapan prioritas. Minimal dari dua (2) titik saja dulu. Terpilih ujung Utara di Tongging dan Timur di Parapat.
Istilah gisik untuk mendekati pernyataan masyarakat setempat yang menyebut pantai. Umum mengenal pantai adalah perbatasan daratan dengan lautan. Karena luasnya danau Toba sehingga serasa pantai tepiannya alias gisik.
Ibaratnya kawasan Kaldera Toba adalah gajah, maka pesona yang saya gambarkan ini hanya bagian kuku. Tepatnya kuku jari kelingking tangan kiri, alias sangat mikro. Belum gambaran pesona yang sesungguhnya tanpa batas.
Geosite Tongging seolah menjadi penanda awal GKT dari jalur Medan - Berastagi - Danau Toba. Penamaan sesuai nama desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Pengunjung segera disergap udara sejuk di 1400an mdpl.
Letusan menyebabkan runtuhnya dinding kaldera. Menghasilkan air terjun Sipiso-piso yang merupakan air terjun tertinggi (120 m) di Sumatera Utara. Menikmati dari jauh meneduhkan, bila adrenalin terpacu, ikuti tangga menurun.
Inilah Pesona Gisik Kaldera Toba, UNESCO Global Geopark 2020. Pesona yang sesungguhnya sudah, sedang dan akan selalu dirasakan oleh masyarakat kawasan Geopark Kaldera Toba maupun pengunjungnya. Tentunya dengan pengawalan pemeliharaan yang berkelanjutan.
Bersyukur atas berkat Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark ke 5 Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H