Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Setiap Artikel adalah Rabuk bagi Penulis dan Pembacanya

14 Juli 2020   23:43 Diperbarui: 15 Juli 2020   07:34 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amatan singkat dari perjalanan. Hamparan luas di suatu kebun raya dengan aneka tanaman. Seorang tukang kebun mengumpulkan guguran daun di sekitar pokok pohon. Tak peduli apakah itu daun gugurannya sendiri atau guguran pohon tetangga.

Proses alami terjadi, guguran daun mengalami proses pengomposan di tempat. Menjadi rabuk yang menyuburkan pokok tanaman. Tidak ada materi yang hilang, yang ada adalah pengubahan energi. Menjadi daya dukung kehidupan.

Kebun Raya Kompasiana

Ingatan tersebut membumi pada gambaran Kompasiana sebagai suatu kebun raya. Setiap pelaku alias kompasianer adalah aneka pokok tanaman yang tumbuh dengan aneka jenis. Juga berbeda performa kerimbunan.

Ragam kompasianer dengan aneka minat. Tak dipungkiri aneka generasi. Aneka karakter. Beragam pengalaman berinteraksi selama berkompasiana.

Layaknya suatu kebun, ada heterogenitas. Keragaman mendasar. [Perwujudan penataan Illah yang alami, komunitas tananam heterogen, bagian dari permaculture. Konsep kehidupan yang saling support. Disitir dari komen berharga Bung Gege]

Keragaman melahirkan kreativitas untuk bertahan dan berkembang. Terbentuk sub komunitas, layaknya populasi kumpulan individu sejenis. Keterikatan warga dengan minat yang sama dan saling mendukung.

Setiap Artikel adalah Rabuk Bagi Penulis dan Pembacanya

Aha, bukankah setiap artikel juga layaknya daun pengetahuan, ketrampilan ataupun pengalaman. Daun yang menjadi mahkota pun penciri dari setiap pohon. Bukankah identitas pohon dapat dikenali dari karakter daunnya. Daun jambu pastinya berbeda dengan daun mangga.

Sang daun memadukan energi dari bumi yaitu air dan hara dengan energi surya. Paduan yang berupa penyarian, sintesis dan pengolahan menjadi senyawa makna. Begitupun artikel berasal dari olah pikir, penyarian dan pemaduan informasi, pengalaman menjadi suatu makna baru.

Dedaunan tak hanya dipegang erat oleh sang pokok. Ada masanya digugurkan. Laiknya artikel tulisan di Kompasiana yang digugurkan oleh kompasianer dari tangkai pikiran.

Guguran daun meliuk ditiup angin. Hingga menyentuh hamparan bumi. Sebagian mengumpul di sekitar pokok. Sebagian terberai mendekati pokok yang lain.

Ada daun fiksiana menghampiri pokok pengamat politik. Berhelai daun sosial budaya berinteraksi dengan pokok penyuka olahraga. Guguran daun teknologi dan ekonomi teronggok di pokok wisata.

Pada gilirannya, guguran daun menjadi rabuk. Baik bagi pokok sang empunya guguran daun maupun pokok tetangga. Penanda setiap artikel menjadi rabuk bagi penulis maupun pembacanya.

Tak ada guguran daun yang sia-sia. Bahkan guguran daun yang terlihat renta, koyak digigit ulat. Begitupun yang mengandung senyawa berbeda.

Bumi tempat berpadunya guguran daun mampu memprosesnya menjadi rabuk yang bermanfaat. Begitupun alam pikir pembaca dan penulis mampu mengolah aneka karakter artikel bacaan. Menyarikannya dengan pertimbangan akal budi, etika estetika menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Rabuk yang menjadi energi baru, daya cipta kreasi baru. Mewujud dengan pertumbuhan pokok. Menghasilkan sejumlah daun baru, karya artikel baru. Daun artikel yang tak pupus oleh waktu. Selalu bersemi menghasilkan karya, menebar manfaat.

Sekaligus pengingat, usah ragu menggugurkan daun. Menebarkan artikel baru sesuai kemampuan. Yakin bahwa artikel yang ditebarkan di kebun raya Kompasiana akan menjadi rabuk bagi penulis maupun pembacanya.

Salam 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun