Guguran daun meliuk ditiup angin. Hingga menyentuh hamparan bumi. Sebagian mengumpul di sekitar pokok. Sebagian terberai mendekati pokok yang lain.
Ada daun fiksiana menghampiri pokok pengamat politik. Berhelai daun sosial budaya berinteraksi dengan pokok penyuka olahraga. Guguran daun teknologi dan ekonomi teronggok di pokok wisata.
Pada gilirannya, guguran daun menjadi rabuk. Baik bagi pokok sang empunya guguran daun maupun pokok tetangga. Penanda setiap artikel menjadi rabuk bagi penulis maupun pembacanya.
Tak ada guguran daun yang sia-sia. Bahkan guguran daun yang terlihat renta, koyak digigit ulat. Begitupun yang mengandung senyawa berbeda.
Bumi tempat berpadunya guguran daun mampu memprosesnya menjadi rabuk yang bermanfaat. Begitupun alam pikir pembaca dan penulis mampu mengolah aneka karakter artikel bacaan. Menyarikannya dengan pertimbangan akal budi, etika estetika menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Rabuk yang menjadi energi baru, daya cipta kreasi baru. Mewujud dengan pertumbuhan pokok. Menghasilkan sejumlah daun baru, karya artikel baru. Daun artikel yang tak pupus oleh waktu. Selalu bersemi menghasilkan karya, menebar manfaat.
Sekaligus pengingat, usah ragu menggugurkan daun. Menebarkan artikel baru sesuai kemampuan. Yakin bahwa artikel yang ditebarkan di kebun raya Kompasiana akan menjadi rabuk bagi penulis maupun pembacanya.
SalamÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI