Tanggal 5 Juni diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day), sebagai tonggak awal adalah penetapan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1972.Â
Bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran, mengembangkan rasa memiliki dengan melakukan tindakan positif secara nyata dalam gerakan melindungi alam dan planet Bumi.
Anak bumi
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2020 ini mengambil tema "Time For Nature". Setiap kita disadarkan bahwa pemenuhan kebutuhan pokok yaitu pangan, sandang, dan papan kita berasal dari bumi. Kita adalah anak bumi.
Pangan, ya seluruh jenis makanan yang kita santap berasal dari bumi. Air yang kita minum berasal dari ibu bumi. Begitupan setiap hirupan udara untuk bernafas. Keragaman hayati yang menjamin kesediaan pangan.
Sandang, alias pakaian yang kita kenakan juga berasal dari bumi. Mulai dari peradaban awal, berpakaian daun, kulit batang hingga kulit hewan buruan. Hingga era budidaya, tenunan aneka serat hasil bumi.
Begitupun papan yaitu tempat bermukim kita. Iklim yang menunjang kehidupan secara maksimal dan bermartabat. Bumi tempat manusia menyatakan eksistensi sebagai hasil ciptaan yang berakal budi.
Pemeliharaan kehidupan kita juga berasal dari bumi. Saat sakit, bumi menyediakan sarana kesembuhan berupa aneka obat. Saat penat, bumi menyediakan diri menyegarkan kembali melalui proses healing.
Pendek kata, kehidupan manusia sangat bergantung pada kemurahan bumi. Mereguk setiap manfaat dari alam. Lalu timbal balik seperti apa yang kita lakukan untuk menjaga kelestariannya?
Aneka pendekatan dalam menumbuhkan dan merawat kesadaran cinta bumi. Salah satu komponen dari lingkungan hidup adalah partikel dan hara. Saya mengambil pendekatan tersebut untuk belajar memahaminya.
Partikel menurut KBBI daring adalah unsur butir (dasar) benda atau bagian benda yang sangat kecil dan berdimensi; materi yang sangat kecil, seperti butir pasir, elektron, atom, atau molekul; zarah. Partikel yang identik dengan zarah adalah unit terkecil kehidupan.
Terpikat dengan salah satu buku bacaan. Partikel adalah judul buku karya Dee (Dewi Lestari) dan Zarah adalah pelaku utamanya.
Termuat aneka dimensi ukuran. Bisa jadi setiap kita pribadi adalah partikel. Atau setiap komunitas adalah zarah kehidupan.
Kita masing-masing adalah partikel atau zarah (lah adakah ukuran partikel hampir seukuran gajah ini?). Bila diperluas lingkungan kita adalah bumi bagian tata surya, bagian galaxy Bima Sakti, bagian dari jagad raya, sehingga nyatalah bahwa setiap kita adalah zarah kehidupan.
Hara
Hara menurut KBBI daring adalah zat yang diperlukan tumbuhan atau hewan untuk pertumbuhan, pembentukan jaringan dan kegiatan hidup lainnya, diperoleh dari bahan mineral. Partikel yang mengurai menjadi hara penopang kehidupan.
Hara adalah energi kehidupan. Tidak berkarya sendirian namun bersinergi dengan hara yang lain. Tidak ada hara tunggal sehingga harus merasa paling berjasa dalam kehidupan bersama.
Hara adalah adik Zarah dalam buku Partikelnya Dee.
Kita menjadi bagian dari ekosistem, bagian dari piramida energi kehidupan. Sehingga tepatlah bila kita masing-masing adalah hara bila kita menjadi bagian dari sarana pertumbuhan dan kegiatan kehidupan. Hara memungkinkan kita hidup karena dihidupi dan untuk menghidupi. Setiap kita terangkai membentuk kesatuan lingkungan hidup yang utuh.
Duta
Zarah (tokoh dalam buku Partikel karya Dee) sebagai fotografer wildlife. Pribadi yang unik. Dia memaknai profesionalitas dirinya sebagai jembatan bagi orang banyak untuk mengenal rumahnya sendiri, bumi ini. Bumi sebagai rumah bersama.
Melalui setiap karya, setiap kita yang adalah zarah dan hara, bisakah menjadi sarana pengenalan bumi. We're the ambassador of nature, sebagai duta alam hakekat kita adalah merepresentasikan alam.
Menjadi bagian alam sekaligus pengelola alam sebagai penanda amanat Agung penciptaanNya. Duta dikenal melalui karya. Setiap kita terpanggil untuk berpartisipasi seberapapun kecilnya kontribusi kita dalam pemeliharaan sebagai cara memperingati hari lingkungan hidup.
Time For Nature
Time For Nature, saatnya bersuara dan bertindak melalui setiap kapasitas kita. Tidak perlu menjadi orang lain, atau menjadi lebih besar dahulu untuk berbakti kepada ibu bumi. Melalui hal kecil dalam keseharian. Melalui setiap rumah tangga inti. Melalui komunitas kecil dimana kita terlibat.
Penghijauan pekarangan mini, menerapkan biopori, mengajak anak beraktivitas mengasihi bumi. Bersuara melalui cuitan pun tulisan cinta bumi. Menghargai bumi sebagai pola hidup melebihi gaya hidup. Alam tak pernah bosan bersahabat dengan kita, marilah kita bersahabat dengan alam.
Setiap tindakan kecil menjadi berarti. Tindakan yang tidak berdiri sendiri-sendiri. Gerakan yang dikoordinasi dan diarahkan menjadi perubahan yang lebih baik. Menyatukan tindakan dalam perencanaan, pelaksanaan serta pemantauan dalam pengelolaan yang terpadu.
Sudah tersedia beberapa payung besar pemeliharaan lingkungan. Mengisi bagian implementasi menjadi tantangan tersendiri. Melebur ego setiap sektor, menyerap energi partikel atau zarah dan hara menjadi sarana kehidupan.
Setiap kita adalah zarah, hara, dan duta alam. Mari bersahabat dengan alam, menjaga lingkungan hidup kita. Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2020.
Catatan: merefleksikan kembali catatan 2012 yang diwarnai bacaan Partikel karya Dee.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H